KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulisan ucapkan atas kehadirat ALLAH.SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya,sholawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi
Muhamad SAW.yang telah menuntun umatnya kejalan yang di perintahkan dan merupakan insan panutan umatnya di mana
di dunia ini untuk kebahagiaan dunia dan akhirat sehingga penulis tentunya
dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul"LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI"
Makalah
ini penulis selesaikan untuk memenuhi format resmi untuk mengikuti ujian
praktikum petrologi,ada pun kekurangan dalam laporan ini penulis ucapkan mohon
maaf karena masih dalam tahap pembelajaran dan bimbingan dalam proses penyusunan
laporan ini tentunya penulis mendapatkan bimbingan dan arahan yang tentunya
sangat beramanfaat bagi selesainya laporan ini. untuk itu penulis ucapkan
terima kasih dan sangat banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis
ucapkan kepada:
v Ibu Mardiah,S.T
selaku dosen pembimbing mata kuliah "Petrologi".
v Kak Putri dan
Kak Asmi selaku asisten dosen pembimbing dari mata kuliah Petrologi.
Demikian laporan ini penulis selesaikan
semoga dapat bermanfaat untuk pembelajaran kedepannya.
Balun Ijuk, 9 Januari 2012
penyusun
(BUDI SURIANSYAH)
NIM.
1031011004
DAFTAR ISI
v HALAMAN
PENGESAHAN.....................................................................................
v KATA PENGANTAR...............................................................................................
v DAFTAR
ISI..........................................................................................................
v PENDAHULUAN
..................................................................................................
v BAB I. BATUAN
BEKU..........................................................................................
§ MATERI.................................................................................................................
§ LAMPIRAN
GAMBAR………....................................................................................
v BAB II. BATUAN
PIROKLASTIK.............................................................................
§ MATERI.................................................................................................................
§ LAMPIRAN
GAMBAR............................................................................................
v BAB III. BATUAN
SEDIMEN……............................................................................
§ MATERI.................................................................................................................
§ LAMPIRAN
GAMBAR.............................................................................................
v BAB IV. BATUAN
METAMORF.............................................................................
§ MATERI.................................................................................................................
§ LAMPIRAN GAMBAR............................................................................................
v PENUTUP............................................................................................................
§ KESIMPULAN.......................................................................................................
§ KRITIK DAN
SARAN..............................................................................................
PENDAHULUAN
Dalam pembuatan makalah ini saya bertujuan untuk membantu mempelajari
lebih dalam lagi pengetahuan tentang Petrologi agar dapat mempermudah
pengertian dan pengenalan akan batuan. Selain itu para pembaca juga dapat
mengetahui macam-macam batuan yang ada di muka bumi ini,mulai dari pembagian
danklasifikasinya, serta bagaimana proses terbentuknya batuan tersebut, serta
kita juga dapat mengenali suatu batuan dengan caramendeskripsikan batuan
tersebut melalui tekstur dan struktur suatubatuan serta komposisi mineral yang
dikandung oleh batuan tersebut. Maksud dan Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untukmenjelaskan Petrologi, disertai dengan deskripsi mineral menurut
strukturdan tekstur batuan tersebut berdasarkan jenis batuan dari Batuan Beku,
Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf. Selain itu untuk memberikan pengetahuan
tentang berbagai jenis batuan di muka bumi ini, berdasarkan diagenesa batuan
tersebut, serta struktur dan tekstur yang dimiliki oleh batuan tersebut,
sehingga kitadengan mudah dapat mengenali jenis batuan di lapangan nanti.
Perumusan Masalah yang diangkat penulis dalam penulisan makalah ini adalah
mengenai pengenalan batuan, bagaimana batuan tersebut terbentuk dan terbagi
menjadi berbagai jenis, dan bagaimana pengklasifikasian suatu batuan
berdasarkan proses diagenesa batuan tersebut, berdasarkan struktur dan tekstur,
serta bagaimana mendeskripsikan suatu batuan berdasarkan jenisnya.
BAB I
BATUAN BEKU
Batuan beku
adalah batuan yang terjadi akibat dari pembekuan magma.
Batuan beku
dapat dibagi berdasarkan :
Genesa Senyawa Kimia
Mineralogi Tempat terbentuknya
Tempat
terbentuknya : 1). Batuan beku Intrusif ( mineralnya kasar )
2). Batuan beku ekstrusif ( mineralnya
halus )
-
udara - air → Lava Bantal (
pillow lava )
Magma adalah
cairan silikat pijar ( > 900˚C - 1200˚C ) bersifat mobile ( mudah bergerak )
serta mengandung zat – zat volatile dan senyawa non volatile.
Komposisi
kimiawi magma :
Ø Senyawa yang bersifat non volatile
dan merupakan elemen mayor yaitu SiO₂, Al₂O₃, Fe₂O₃, FeO, MnO, CaO, Na₂O, K₂O,
TiO₂, P₂O₅.
Ø Senyawa volatile : fraksi – fraksi gas
CH₄, CO₂, Hcl, H₂S, SO₂.
Ø Unsur – unsur lain yang disebut unsur
jejak ( trace element ) contohnya : Rb, Ba, Sr, Ni, Co, V, Li, Cr, S, dan Pb.
MINERALOGI & STRUKTUR BATUAN BEKU
1)
Mineral
pada batuan beku
·
Mineral
mafik : warnanya gelap
·
Mineral
felsik : warnanya terang
Deret Bowens
1200 ˚C Olivine Anortit
Piroksen Bitownit
Amphibol Labradorit
900˚C Biotit Andesit
Oligoklas
Albite
Feldspar
Muskovit
600˚C Quartz
Komposisi
mineral pada batuan beku dibagi 3 kelompok :
·
Mineral
utama
Ø Mineral felsik & mafik → Deret
Bowens
·
Mineral
sekunder : merupakan mineral ubahan dari mineral utama
Ø Kalsit - separtin -
kaolin
Ø Klorit - sericit
·
Mineral
asesoris : kelompok mineral yang keterdapatannya sedikit
Contoh
: hematite, klomit, muskopit, dll.
STRUKTUR BATUAN BEKU
1). Massif → apabila tidak ada
fragmen yang tertanam pada batuan tersebut, tidak ada lubang lubang ataupun
struktur aliran
2). Lava Bantal → struktur yang
terjadi pada batuan beku ekstrusif yang langsung kontak dengan air, bentuknya
menyerupai bantal dengan ukuran 30 – 60 cm khas pada gunung api bawah laut.
3). Joint → struktur yang ditandai
dengan adanya kekar kekar tersusun secara tegak lurus aliran.
4). Vesikuler → struktur pada batuan
beku ekstrusif yang ditandai dengan adanya lubang lubang yang terjadi akibat
pelepasan gas gas pada proses
pendinginannya.
5). Skoria → struktur pada batuan
beku yang menunjukan batuan tersebut sangat vesikuler ( lubang gas banyak )
6). Amygdaloidal → dimana lubang batuan tersebut sudah terisi
mineral sekunder
7). Xenolith → struktur yang
menunjukan adanya fragmen yang masuk kedalam batuan tersebut. Struktur ini
akibat dari tidak sempurnanya batuan yang mengintrusi
8). Autobreccia → struktur yang
memperlihatkan fragmen fragmen lava yang berasal dari lava itu sendiri
TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur
batuan beku dibagi 4 bagian :
·
Derajat
kristalisasi : porsi / persentase
antara masa gelas dengan masa Kristal pada suatu batuan beku.
a).
holokristalin : secara keseluruhan
terisi masa Kristal
b).
holohyalin : secara keseluruhan
terisi masa gelas
c).
hipokristalin : masa gelas
ditambah masa Kristal
·
Granularitas : ukuran butir Kristal dalam
batuan beku
a). fanerik : butiran kristalnya dapat
dilihat dan dibedakan langsung oleh
mata, ada yang halus ( < 1mm) sedang ( 1-5mm ) kasar ( 5-30mm )
sangat kasar ( < 30mm ).
b). afanitik : butirannya sangat halus
sehingga untuk membedakannya harus menggunakan alat bantu ( mikroskop ).
·
Kemas
: bentuk butir
Relasi (
hubungan antar Kristal dalam batuan )
a). bentuk butir
- euhedral → bentuk bidang Kristal sempurna
- subhedral → sebagian sempurna sebagian tidak sempurna
- anhedral → bidang Kristal tidak / kurang sempurna
- equidimensional → dimensi sama panjang
- tabular → dimensi tidak sama panjang
- irregular → tidak teratur
b). relasi
- equigranular → relative seragam
- inequigranular → tidak sempurna / tidak seragam
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
1). Berdasarkan Kimiawi
* standart dalam deskripsi batuan
beku
* ( C . J . Hughos . 1962 )
* dibagi menjadi 4 golongan
a). batuan beku asam
bila mempunyai kandungan
SiO₂ ( Quartz ) > 66%
contoh : granit &
rhyolite
b). batuan beku intermediate / menengah
bila mempunyai kandungan
SiO₂ ( Quartz ) 52% - 66%
contoh : andesit &
diorite
c). batuan beku basa
bila mempunyai kandungan
SiO₂ ( Quartz ) 45% - 52%
contoh
: gabro, basalt
d). batuan beku ultrabasa
bila mempunyai kandungan
SiO₂ ( Quartz ) < 45%
contoh : dunit,
peridotit
2)
.
Berdasarkan Mineralogi
* indeks warna antara mineral mafik dengan mineral
felsik
* S . J . Shand , 1943
* dibagi 4 macam, yaitu :
a)
Leucrocatic
rock, bila mengandung 30% mineral mafic
b)
Mesocratic
rock, bila mengandung 30% - 60% mineral mafic
c)
Melanocratic
rock, bila mengandung 60% - 90% mineral mafic
d)
Hipermelanuc
rock, bila mengandung > 90% mineral mafic
3)
.
* dilihat dari indeks warna kedua mineral ( mafik & felsik )
* S . J . Elis, 1948
* dibagi menjadi 4 golongan :
a)
Felsik
, indeks warnanya < 10 %
b)
Mafelsik,
indeks warnanya 10 – 40 %
c)
Mafik,
indeks warnanya 40 – 70 %
d)
Ultramafik,
indeks warnanya > 70 %
4)
.
berdasarkan tekstur dan komposisi mineral
a)
Batuan
volkanik → indeks warna, fenokris : mineral yang lebih tua / pertama kali
terbentuk yang tertanam pada batuan beku ukuran mineralnya lebih besar.
Contoh : bila kuarsa, feldspar, alkali, plagioklas asam, sedikit biotit
umumnya akan membentuk batuan beku riolit dan desit ( asam ).
b)
Batuan
plutonik → indeks warna mineral
Contoh : batuan
dominan felsik : granodiorit, adamelit, granit.
BAB II
BATUAN PIROKLASTIK
Batuan
piroklastik adalah batuan volkanik bertekstur klastik yang berkaitan dngan
proses kejadian letusan gunung api. ( belum tertransport`/`terendapkan )
1)
Komponen
penyusun batuan piroklastik
·
Kelompok
material essensial ( jurenil )
Terdiri dari buih magma, bahan padatan magma
Padatan → bom piroklastik
Buih → pumice / batu apung
·
Kelompok
material asesori ( cognate )
Terdiri dari meterial dari endapan gunung api
Sebelumnya lebih tua
·
Kelompok
meterial asidental ( bahan asing )
Terdiri dari batuan dasar gunung api yang terdapat
pada batuan dinding umumnya lebih tua.
2)
Struktur
dan tekstur
·
-
struktur : masif -
Struktur khusus : bila
materialnya
Vesikuler tersusun
oleh bahan
Skoria gelas
maka struktur
Amigdaloidal yang terbentuk
adalah welded / penggelasan.
- Struktur
lain pada batuan piroklastik
Graded bedding → gradasi butiran / tingkatan halus –
kasar butiran pada batuan.
Perlapisan → material mempunyai letusan yang berulang
sehingga membentuk perlapisan.
·
Penggolongan
ukuran butir batuan piroklastik
UKURAN BUTIR ( mm )
|
NAMA KLASTIK
|
KETERANGAN
|
|||
64
|
BOM
|
MEMBULAT
|
|||
2
|
BLOCK
|
RUNCING
|
|||
0,06
|
DEBU
|
KASAR
|
|
||
HALUS
|
·
Komposisi
mineral
1.
Mineral
sialis
Terdiri dari : - kuarsa ( SiO₂ ) → silika / asam
- feldspar → kalsium ( Ca )
- feldspartoid → bila larutan magma kurang silika
2.
Mineral
feromagnesia
Terdiri dari : - piroksen
- olivin → kaya magnesium tapi miskin
silika
- hornblende →hadir bersama andesit
- biotit → mineral mika hadir dalam komposisi intermediate sampai asam
3.
Mineral
tambahan
Umumnya adalah mineral ilmenit dan magnetit dan juga
mineral sulfida / sulfur murni.
4.
Mineral
ubahan
Bila mineral asli mengalami pelapukan / proses
alterasi hidrotermal.
Contoh : epidot, klorit, serisit, lempung,
montmorilonit.
KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK
Material
piroklastik dapat dikelompokan berdasarkan ukurannya ( Sehmid 1981 )
a). Endapan
piroklastik tidak terkonsolidasi
Ø bomb gunung api
Adalah gumpalan lava yang mempunyai ukuran > 64 mm. bomb
dapat mencapai ukuran diameter 5 m.
Ø Block gunung api
Merupakan hasil erupsi gunung api yang bersifat
eksplosif berupa fragmen – fragmen batuan
Ø Lapili
Hasil erupsi yang eksplosif tetapi lebih halus
dibandingkan block umumnya mempunyai kandungan mineral berupa : Augit, Olivin,
Plagioklas.
Ø Debu gunung api
Debu juga dihasilkan oleh lapisan ( letusan )
eksplosif tetapi juga akibat gesekan pada sast terjadi letusan.
b). Endapan
piroklastik yang terkonsolidasi
mengalami
lithifikasi ( proses akumulasi ) endapan piroklastik jatuhan
Ø Breksi piroklastik
Adalah campuran material yang disusun oleh block –
block gunung api 50 % dan 25 % lapisan lapili dan abu
Ø Aglomerat
Didominasi oleh bomb gunung api material lain ( lapili
dan debu ) < 25 %
Ø Batu lapili
Mayoritas adalah endapan dengan material berukuan
lapili
Ø Tuff
Debu / abu piroklastik > 75 %
KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK ALIRAN
1). Ignimbrit
Disusun oleh material debu terdiri dari buih gunung api (
pumice ), pecahan – pecahan gelas.
2). Breksi aliran piroklastik
Terdiri dari fragmen – fragmen runcing dan di transportasi
oleh aliran hawa panas ( glowing avalanches )
3). Vitrik tuff
Piroklastik yang aliran terdiri atas debu dan lapili yang
telah terlithifikasi dan belum tersemenkan
4). Welded tuff
Merupakan batuan piroklastik yang sudah terlithifikasi
merupakan bagian dari ignimbrit.
MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN
PIROKLASTIK
Ø Endapan piroklastik jatuhan
Adalah onggokan piroklastik yang diendapkan melalui
udara
Ø Endapan piroklastik aliran
Adalah material hasil langsung dari pusat erupsi,
kemudian teronggakan disuatu tempat.
Ø Piroklastik surge
Yaitu suatu awan campuran dan bahan padat dan gas,
mempunyai massa rendah dan bergerak dengan kecepatan tinggi
Tabel
penamaan batuan piroklastik
UKURAN BUTIR ( mm )
|
BATUAN PIROKLASTIK
|
BATUAN SEDIMEN VOLKANIK EPIKLASTIK
|
BATUAN SEDIMEN BERCAMPUR DENGAN BATUAN
PIROKLASTIK
|
|
64
|
aglomerat / breksi piroklastik
|
breksi volkanik atau konglomerat volkanik
|
breksi tuffan atau konglomerat tuffan
|
|
2
|
lapili
|
|||
batu pasir
|
batu pasir tuffan
|
|||
0,06
|
tuff
|
volkanik
|
||
batu lanau
|
batu lanau tuffan
|
|||
0,004
|
volkanik
|
|||
batu lempung
|
batu lempung tuffan
|
|||
volkanik
|
BAB III
BATUAN SEDIMEN
Adalah
batuan yang terbentuk akibat proses lithifikasi bahan rombakan batuan asal (
beku, sedimen, metamorf & piroklastik ). Karena mengalami pelapukan oleh
suhu atau reaksi kimiawi ( batu gamping ).
A). Batuan
sedimen dibagi menjadi 2 :
1.
sedimen klastik → batuan sedimen yang terbentuk dari hasil atau bahan rombakan
batuan beku, sedimen itu sendiri atau metamorf, umumnya membutir.
Proses yang
berperan dalam pembentukan batuan sedimen adalah diagnesa
Diagenesa
:
a.
Kompaksi
: termampatkannya bahan rombakan atau butiran sedimen
b.
Sementasi
: material yang menutup ruangan antar butir
c.
Rekristalisasi
: proses mengkristal kembali ( mineral )
d.
Autogenesa
: terbentuknya mineral baru akibat autogenetic mineral mineral karbonat
e.
Metasomatisme
: pergantian mineral tanpa mengurangi volume
2. sedimen non klastik → batu sedimen
yang terbentuk akibat proses kimiawi hasil kegiatan organism.
a. Golongan detritus kasar : diendapkan secara mekanis ( dengan
menggunakan media air / sungai, laut, danau
contoh : breksi, konglomerat
b. Detritus halus : ukuran butir → lanau – lempung – napal terendapkan
di laut dangkal – laut dalam
c. karbonat : batu gamping, banyak mengandung CaCO₃, yaitu terdapat
fosil fosil
d. silica : gabungan dari proses organis & kimiawi ( batu pasir
silica )
e. evaporit : memiliki larutan
kimia yang pekat ( gypsum, garam, antidrit )
f. golongan batu bara : akibat unsur unsur organic ( tumbuh-tumbuhan )
STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
1.
Primer
: terbentuk bersamaan dengan proses sedimentasi
Contoh : laminasi, perlapisan, cross bedding,
konvolut, gelembur udara
2.
Sekunder
: terbentuk setelah proses sedimentasi
Contoh : cetak beban, jejak binatang
3.
Organic
: akibat kegiatan organism
Contoh : jejak cacing, moluska lain
Faktor –
factor yang mempengaruhi kenampakan struktur perlapisan :
1)
Adanya
perbedaan warna mineral
2)
Adanya
perbedaan ukuran butir
3)
Adanya
perbedaan komposisi mineral
4)
Adanya
perubahan macam batuan
5)
Adanya
perubahan struktur
6)
Adanya
perubahan kekompakan
Macam –
macam perlapisan :
1)
Perlapisan
sejajar
2)
Perlapisan
laminasi
3)
Perlapisan
pilihan
4)
Perlapisan
silang siur
STRUKTUR PADA BIDANG PERLAPISAN → terjadi akibat penggerusan, pembebanan & penguapan
1)
Gelembur
gelombang ( ripple mark )
Terbentuk
akibat pergerakan air / angin
2)
Rekah
kerut
Rekahan
pada permukaan bidang perlapisan sebagai akibat proses penguapan
3)
Cetak
suling ( flute cast )
Akibat
penggerusan medi terhadap batuan dasar
4)
Bekas
jejak organism
Bekas
rayapan, rangka, maupun tempat berhentinya maupun tempat tinggal binatang
TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK
1.
Ukuran
butir → skala wentworth
NO
|
NAMA BUTIR
|
UKURAN BUTIR
|
1
|
bongkah
|
> 256
|
2
|
berangkal
|
256 - 64
|
3
|
kerakal
|
64 - 4
|
4
|
kerikil
|
4 - 2.
|
5
|
pasir sangat kasar
|
2 - 1.
|
6
|
pasir kasar
|
1 - 1/2.
|
7
|
pasir sedang
|
1/2 - 1/4
|
8
|
pasir halus
|
1/4 - 1/8
|
9
|
pasir sangat halus
|
1/8 - 1/16
|
10
|
lanau
|
1/16 - 1/256
|
11
|
lempung
|
< 1/256
|
2.
Pemilahan
( sorting )
Dibagi
menjadi 3 yaitu :
a.
Pemilahan
baik ( well sorted )
b.
Pemilahan
sedang ( moderate sorted )
c.
Pemilahan
buruk ( poorly sorted )
3.
Derajat
kebundaran ( rounded )
-
Well
rounded → membulat baik
-
Sub
rounded → membulat sedang
-
Sub
angular → menyudut tanggung
-
Angular
→ menyudut
4.
Kemas
( fabric )
-
Terbuka
-
Tertutup
KOMPOSISI MINERAL
·
Fragmen
Butiran yang paling besar, yaitu pecahan batuan,
mineral, cangkang cangkang fosil
·
Matrik
Bagian yang lebih kecil dari fragmen, terletak
diantara fragmen. Matrik dapat berupa batuan, mineral dll
·
Semen
Pengisi rongga antar butir & bahan pengikat
diantara fragmen & matrik.
- karbonat → kalsit, dolomite
- silica → kalsedon, kuarsa
- oksida besi → hematite, limonit, siderite
KLASIFIKASI
-
Batu
lempung
-
Batu
pasir → sangat halus – sangat kasar
-
Breksi
-
Conglomerate
PEMERIAN BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
v Tekstur
1.
Kristalin
: terdiri dari Kristal Kristal yang interlocking ( saling mengunci /
berhubungan )
2.
Amorf
: tidak kristalin / non kristalin
v Struktur
1.
Fossiliferous
: fosil
2.
Oolitik
: fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik
3.
Pisolitik
: sama dengan oolitik tetapi ukurannya > 2mm
4.
Konkresi
: struktur oolitik yang tidak menunjukan adanya konsentris
5.
Cone
in cone : batu gamping kristalin yang menunjukan bentuk krucut
6.
Bioherm
: organisme murni & lasitu
7.
Biostrome
: sama seperti bioherm tetapi klastik
8.
Septaria
: jenis konkresi tetapi komposisi lempungan
9.
Goode
: berupa rongga rongga yang terisi oleh Kristal Kristal
10. Styolit : butiran yang bergirigi
v Komposisi mineral
Pada batuan sedimen non klastik sangat berpengaruh
terhadap penamaan jenis batuan tersebut
Contoh : batu gamping ; mineraloginya kalsit, dolomite
Rijang ; kalsedon
Gypsum ; gypsum
PEMERIAN BATUAN KARBONAT
Batu Gamping
Klastik /
berbutir non
klastik : kristalin/amorf
Kalsinudit :
UB. Grade/krikil/kerakal/relative besar
kimiawi & kegiatan organisme
Kalparemit :
UB. Sand/pasir/halus/kasar hasil
biokimia : bioherm,biostrem
Kalsilotit :
UB. Clay – lempung hasil
larutan kimia :travertine,tuff
Hasil replacement : B.gamping fospat, dolomite, B.gamping,
silikan
PEMERIAN BATU GAMPING KLASTIK
1.
Tekstur
→ ukuran butir
Rudite
→ > 1
Arenit
→ 0,062 – 1
Lutit
→ < 0,062
2.
Struktur
: sama dengan pemerian batuan sedimen klastik
3.
Komposisi
mineral
-
Allocherm
→ fragmen → cangkang, pisolit, interclast, pellet
-
Mikrit
→ matrik
-
Sparit
→ semen
Interclast : butiran hasil abrasi batuan gamping
Pellet : menyerupai oolit tapi tidak konsentris
BAB IV
BATUAN METAMORF
Bebrapa
istilah :
Ø Metamorfisme : proses proses yang
mengubah suatu batuan pada fase padat karena adanya pengaruh respon terhadap
fisika dan kimia di dalam perut bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan
kondisi sebelumnya.
Ø Batuan metamorf : batuan yang
terbentuk akibat adanya perubahan P ( tekanan ) dan T ( temperature ). Batu
asal : batu beku, piroklastik, sedimen atau batuan metamorf
Ø Metamorfosa : proses rekristalisasi ;
didalam kerak bumi ( 3 – 20 km ) yang seluruhnya / sebagian besar terjadi pada
keadaan padat, yakni tanpa fase cair, sehingga terbentuk struktur dan mineral
baru akibat pengaruh temperature ( 200 – 650 ˚C ) dan tekanan yang tinggi.
TIPE TIPE METAMORFOSA → kejadian & sejarahnya
1.
Tipe
Metamorfosa Lokal ( daerahnya kecil / sempit )
a.
Metamorfosa
kontak / thermal
Terjadi akibat adanya perubahan temperature ( T )
terdapat pada daerah yang terkena intrusi
b.
Metamorfosa
Dislokasi / dynamo / kata klastik
Terjadi pada daerah yang punya tekanan yang tinggi (
daerah pensesaran ) → penggerusan batuan
Terdapat pada daerah jalur orogenesa
→ dimana batuan digerus → terangkat → terlipat
→ proses pematangan ( rekristalisasi )
2.
Tipe
Metamorfosa Regional
a.
Metamorfosa
Regional / Dinamo thermal
Tempat terjadinya apda geosinklin
Daerah 2 tumbukan lempeng : pada kerak samudera dan
pada kerak benua
b.
Metamorfosa
beban / Burial
- terjadi akibat adanya pembebanan oleh suatu masa
sedimen yang sangat tebal
- terjadi pada cekungan geosinklin yang luas (
epirogenesa )
STRUKTUR BATUAN METAMORF
1. Struktur Foliasi
Adalah
struktur yang menunjukan adanya penjajaran mineral mineral pada batuan metamorf
Struktur
foliasi dibagi menjadi :
a.
Struktur
Slatycleavage
Adalah struktur batuan sedimen yang menjadi batuan
metamorf merupakan derajat rendah dari mineral lempung. Mineralnya berukuran
halus dan kesejajarannya halus sekali dengan memperlihatkan belahan belahan
yang rapat dimana terdapat lembaran lembaran mineral mika yang halus
b.
Struktur
Philitik
Struktur yang mirip dengan slatycleavage tetapi
penjajaran mineralnya lebih kasar
c.
Struktur
Skistosa
Adalah struktur dimana mineral yang pipih lebih
dominan keberadaannya dibandingkan dengan mineral lain.
d.
Struktur
Gnessosa ( Gneissic )
e.
Adalah
struktur dimana mineral yang granular lebih dominan dibandingkan mineral pipih
bersifat banded dan merupakan metamorfosa derajat tinggi ( regional )
2. Struktur Non Foliasi
Adalah struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran
mineral penyusun batuan metamorf yakni :
I.
Struktur
Hornfelsik
Dicirikan adanya butiran butiran yang seragam,
terbentuk pada bagian dalam daerah kontak sekitar tubuh batuan beku pada umunya
merupakan rekristalisasi batuan asal tidak ada foliasi tetapi batuan halus dan
padat
II.
Struktur
Milonitik
Struktur yang berkembang karena adanya penghancuran
batuan asal yang mengalami metamorfosa dynamo, batuan berbutir halus dan
liniasinya ditunjukan oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler
terkadang masih menyimpan lensa batuan asalnya.
III.
Struktur
Kata Klastik
Struktur ini hampir sama dengan milonit hanya
butirannya lebih kasar
IV.
Struktur
Pilonitik
Struktur ini menyerupai milonit tetapi butirannya
relative kasar dan strukturnya mendekati filitik
V.
Struktur
Flaser
Seperti struktur kataklastik dimana struktur batuan
asal yang berbentuk lensa tertanam pada masa dasar milonit
VI.
Struktur
augen
Seperti struktur flaser, hanya lensa lensanya terdiri
dari butir butir feldspar dalam masa dasar yang lebih halus
VII. Struktur Granulose
Struktur ini hampir sama dengan hornfelsik, hanya
butirannya mempunyai ukuran yang tidak sama besar
VIII.
Struktur
Liniasi
Struktur yang diperlihatkan adanya kumpulan mineral
yang berbentuk seperti jarum ( fibrous )
TEKSTUR BATUAN METAMORF
A.
Tekstur
Kristaloblastik
Adalah
tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat ( tekstur batuan
asalnya tidak Nampak lagi ) dan bukan mengkristal dalam suasana cair karena itu
Kristal yang terjadi disebut blasto.
1.
Lepidoblastik
Yang didominasi oleh mineral mineral pipih dan
memperlihatkan orientasi sejajar, seperti mineral biotit, muskovit
2.
Granoblastik
Yang terdiri dari mineral mineral yang membentuk
butiran yang seragam, seperti kuarsa, kalsit, garnet
3.
Nematoblastik
Terdiri dari mineral mineral berbentuk prismatic
menjarum yang memperlihatkan orientasi sejajar, seperti amphibol, piroksen
4.
Porfiroblastik
Dimana suatu Kristal besar ( fenokris ) tertanam pada
masa dasar yang relative halus. Identik dengan porfiritik pada batuan beku.
5.
Idioblastik
Dimana bentuk mineral mineral penyusun euhedral
6.
Xenoblastik
Dimana bentuk mineral mineral penyusunnya berbentuk
anhedral
B.
Tekstur
Palimset
Merupakan
tekstur sisa dari batuan asal
1.
Blastoporfiritik
Suatu tekstur dari batuan asal yang bertekstur porfiritik
2.
Blastopsefit
Suatu tekstur sisa dari suatu batuan sedimen yang
ukuran butirnya lebih besar dari pasir ( psephite )
3.
Blastopsamit
Sama dengan blastopsefit hanya saja disini ukuran
butirnya sama dengan pasir ( psamit )
4.
Blastopellite
Tekstur sisa dari batuan sedimen yang berukuran butir
lempung ( pellite )
KOMPOSISI MINERAL PADA BATUAN
METAMORF
Ada 2 jenis
/ macam mineral
1.
Mineral
Stress
Adalah
mineral yang stabil pada kondisi tertekan, bentuknya dapat pipih, tabular,
prismatic.
Contoh
: mika, hornblende, serpentin, kyanit, silimanit, epidot, zeolit, dll
2.
Mineral
Anti – Stress
Adalah
mineral yang stabil pada kondisi tertekan, mempunyai bentuk Equidimensional
Contoh
: quartz, feldspar, kalsit, garnet, dll
MINERAL YANG KHAS PADA BATUAN
METAMORF
1.
Metamorf
regional
Contoh
: silimanit, kyanit, talk, staurolite, andalusit,
Menurut
Winkler : ( 1965 )
Mineral
pada metamorf regional dibagi menjadi 3 :
a.
Derajat
rendah : kalsit ( anti – stress ), biotit ( stress )
b.
Derajat
menengah : almandite ( stress ), kyanite ( stress )
c.
Derajat
tinggi : silimanite ( stress tingkat tinggi )
2.
Metamorf
Thermal → 200 - 650˚C
Contoh
: grafit, corrondum, garnet ( anti – stress )
3.
Mineral
yang khas pada metamorfosa akibat pelantan / karena efek larutan kimia.
Contoh
: epidot, clorit, wollastonite
KRITERIA PENAMAAN BATUAN METAMORF
Ada 5
syarat, yaitu :
1.
Asal
batuan sebelumnya
(
batuan beku, piro, sedimen / metamorf )
2.
Mineralogy
3.
Tekstur
4.
Penamaan
secara khusus : batu bara ( sedimen )→ grafit ( metamorf )
5.
Gabungan
dari tekstur dan mineralogy
KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
1.
Berdasarkan
komposisi kimia → kandungan mineral yang merupakan hasil dari batuan asalnya
A.
Calsic
Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur
Al, yaitu lempung, serpih
Contoh : fillite, slate.
B.
Quartz
Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan mineral
Quartz & feldspar. Batuan ini terdiri dari batu pasir, dll
Contoh : Gneiss
C.
Calcareous
Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan mineral
mineral karbonat
Contoh : dolomite & batu gamping
Hasil metamorf jenis ini adalah marmer
D.
Basic
Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan jenis batuan beku
basa, semi basa, intermediate, batuan tuffan, sedimen yang bersifat napalan,
dengan kandungan Al, K, Fe, Mg.
E.
Magnesia
Methamorphic Rock
Adalah yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur
Mg.
Contoh : serpentin, skis klorit
2.
Berdasarkan
asosiasi di lapangan
Criteria lapangan dan asosiasi
mineral serta bertekstur yang
berhubungan dengan alam, dan penyebab terjadinya ( tertekan &
temperature )
Contoh : pada zona sesar akan
didapatkan batuan metamorf jenis / bertekstur kata klastik
HUBUNGAN ANTARA
STRUKTUR DAN TEKSTUR PADA BATUAN METAMORF
NAMA BATUAN
|
STRUKTUR
|
TEKSTUR
|
slate / batu sabak
|
slaty cleavage
|
lepidoblastik
|
phyllite
|
phyllitic
|
lepidoblastik
|
skiss
|
skisstose
|
lepidoblastik
|
gneiss
|
gneissic
|
granoblastik
|
marmer
|
granulose
|
granoblastik /
blastopsamit
|
asbes
|
liniasi
|
nematoblastik
|
BATUAN METAMORF DENGAN CIRI CIRI
KHUSUSNYA
A.
Berfoliasi
1.
Slate
/ batu sabak
Berpellet halus, memperlihatkan daun daun mika pada
bidang belahan, dengan komposisi mineral lempung, serisit
2.
Phyllite
Berlapis padat oleh daun mika, yang tersusun kompleks,
kompak, dengan komposisi mineral muskovit, serisit
3.
Skiss
Terlihat padat oleh struktur skisstose berlapis halus
beraturan terdiri dari daun daun mika yang teratur, dengan komposisi mineral
muskovit, serisit.
4.
Gneiss
Berlapis tidak beraturan, berbutir kasar dengan
komposisi mineral muskovit, feldspar, kuarsa, biotit, dan garnet.
B.
Non
Foliasi
1.
Marmer
: komposisi mineral kalsit / dolomite, dengan struktur hablur / massif
2.
Kuarsirt
: komposisi mineral kuarsa yang terekristalisasi butirannya lebih jelas
3.
Hornfels
: keras, halus afanitik, terdiri dari mineral kuarsa, feldspar
4.
Serpentinit
: mineral utama serpentin atau talk hijau, massif dan berserabut
5.
Grafit
: hitam, keras, berserbuk bila di pegang akan berwarna hitam.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Batuan beku atau sering disebut
igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan
terbentuk akibatpembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini
bisadibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik.
Batuan sedimen atau sering
disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan
atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian
tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sedimen ini biasa
digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sedimen klastik
dan batuan sedimen non klastik
Batuan metamorf atau batuan
malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature
dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya
temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan
strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang
baru pula.
2. kritik dan saran
Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca terutama bagi diri saya sendiri, dan berharap keberadaan
laboratorium dapat segera dipakai agar kami bisa belajar di satu ruangan tidak
berganti ganti ruangan dan waktu praktikum yang tidak teratur agar dapat ditata
atau direncanakan dengan baik, dari segi
fasilitas (kelengkapan batuan dan alat alat
penunjangnya) maupun para asisten dosen yang bertugas disarankan agar
sabar menghadapi kami. Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar