Minggu, 09 November 2014

laporan resmi geomorfologi



LAPORAN RESMI
 FIELDTRIP GEOMORFOLOGI







DISUSUN OLEH:
SURYA ENDRA LAKSANA
410012240

LABORATORIUM TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2013




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan
            Maksud dari fieldtrip geomorfologi ini adalah agar mahasiswa Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta dapat memahami bentang-bentang alam yang ada di permukaan bumi setelah menerima materi selama praktikum.
            Tujuan dari fieldtrip geomorfologi yaitu agar mahasiswa Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta dapat mendeskripsikan  atau menginterpretasikan keadaan bentang alam serta mampu menejelaskan morfogenesanya atau asal mula terjadinya di muka bumi.
1.2Letak dan Kesampaian Daerah
            Letak daerah pengamatan fieldtrip geomorfologi ini berada di Kabupaten Bantul yaitu pantai Parangkusumo , kecamatan Imogiri dan Kabupaten Gunung Kidul di kecamatan Panggang Provinsi D.I Yogyakarta. Dengan jarak kira-kira 25km dari kota Yogyakarta. Lokasi tersebut dsapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Dibeberapa lokasi hanya bisa ditempuh dengan berjalan  kaki.








BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Bentang Alam Fluvial
                        Bentang alam fluvial merupakan bentang alam yang terdiri di dalamnya berhubungan dengan proses adanya air yang membentuk suatu morfologi di suatu daerah tertentu.
contoh – contoh bentang alam fluvial antara lain :
Meander
Belokan tajam pada sungai, biasanya terjadi pada dalam suatu rangkaian, yang disebabkan  karekteristik dari aliran air. Meander terbentuk pada aliran endapan sedimen dan berhenti diatas aliran karena terhalang.
Meander cut off
Meander cutoff merupakan meander yang terbentuk akibat aliran yang melewati bagian sempit dari leher meander, di mana aliran ke bawah telah berpindah dari meander yang telah melambat dan meander berikutnya telah mengambil aliran tersebut.

Flood Plain
Food plain adalah suatu level area pada daratan untuk memprediksi banjir dari tubuh air yang berdekatan.Flood plain digambarkan dari frekuensi banjir yang sudah terjadi.
Stream divide
Stream divide merupakan pembagian arus sungai berdasarkan dasar sungai dan arah alirannya tersebut. Pembagian tersebut, yaitu branch, beck, burn, creek, kill, lick, rill, river syke, bayou, rivulet, run.
River terrace
River terrace merupakan teras sungai yang tampak sepanjang sisi lembah, biasanya sejajar dengan tembok lembah. Kebanyakan terraces terbentuk ketika erosi pada sungai meningkat dan melewati flood plain.
Channel Bar
Channel Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tengah alur sungai.
Point bar
Point Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi alur sungai.
Natural leveess
Natural levees merupakan pemanjangan dari tanggul terdiri dari pasir dan lanau dan terendapkan sepanjang tepi sungai selama masa banjir.
Back Swamp
Back swamp merupakan rawa yang mengalami penurunan area floodplain antara natural levees dan pada tepi floodplain

Braided stream
Braided stream adalah arus yang mengalir pada beberapa terusan yang terbagi dan yang bersatu. Braided stream terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar-datar, alurnya luas, dan dangkal.
Oxbow lake
Oxbow lake merupakan meander pada awalnya karena adanya pemotong pada arus akibat pelurusan air, maka terbentuklah struktur seperti tapal kuda, struktur ini dinamakan oxbow lake.
Crevasse splay
Crevasse splay merupakan kenampakan roman muka bumi yang terbntuk akibat arus berlebih memotong levee dan endapan sedimen pada floodplain. Hal ini dapat membuat endapan yang sangat besar sehingga menjadi delta.
Alluvial fan
Alluvial fan berbentuk seperti kipas, merupakan akumulasi dari endapan alluvial pada mulut jurang atau aliran anak sungai dengan arus utama.
Channel fill
Channel fill merupakan akumulasi pasir detritus pada arus di mana kapasitas transportasi dari air tidak mampu untuk memindahkan material secara berulang.


Overbank
Overbank merupakan penggambaran dari tipe  endapan alluvial atau sediment yang terendapkan pada floodplain di sungai. Biasanya endapan berbutir halus. 
Flood basin
Flood basin merupakan daerah di bawah permukaan air selama air tinggi karena banjir pada daerah tertentu.
2.2 Bentang Alam Karst
            Pengertian tentang topografi kars yaitu suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata air yang besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentang Alam Karst :

1.    Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :
a.Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu 
gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.
b.Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.
c.Intensitas struktur (kekar),zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif. Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas.Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat.

2.    Faktor Kimiawi
a.Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
b.Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.

3.    Faktor Biologi
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.

4.    Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.
Proses Pembentukan Topografi Karst
Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:
a.Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.
b.Masif, tebal dan terkekarkan.
c.Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
d.Dikelilingi lembah

Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa pelarutan, perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
a.    Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang kemudian merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan dengan zona B yang tidak mengalami pengkekara.
b.    Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk lembah yang dalam, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di beberapa tempat.
c.    Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut-kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil dibandingkan lembah di sekitarnya.
d.    Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.
Bentuk-bentuk topografi kars minor adalah :
a.       Lapies
Merupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses pelarutan, penggerusan atau karena proses lain. Lapies (bahasa Prancis) sering disebut Karren (bahasa Jerman) atau Clints (bahasa Inggris) (Thornbury, 1964). Ritter (1978) mengklasifikasikan Karren berdasar bentuknya menjadi dua kelompok, yaitu yang mempunyai bentuk lurus dan bentuk melingkar seperti bulan sabit (lihat tabel 5.1)
Tabel 5.1. klasifikasi Karren (lapies) (Ritter, 1979) Bentuk Nama Keterangan
Linier/kurva linier Solution Flutes Berupa lekukan halus, lurus, kedalaman 1-2 cm, lebar kira-kira 2 cm, seragam, panjang 10 cm – beberapa meter, antar celah dibatasi oleh pematang yang tajam, terorientasi searah dengan slope.
Solution Runnels Berupa aluran terbatas, dalamnya kira-kira 40 cm, lebar 40 – 50 cm, panjang lebih dari 2 cm, bila terjadi pada bidang kekar atau bidang perlapisan disebut grikes Solution Ripple (Gelombang Pelarutan) Berupa gelembur gelombang yangtegak lurus terhadap slope, tingginya 10 – 50 cm, terbentuk pada permukaan miring yang curam Melingkar (bulan sabit) Lubang pelarutan air hujan (rain pits) Berupa lubang kecil pada permukaan yang datar, diameternya 3 cm, dalamnya 2 cm, terbentuk oleh tetesan air hujan Solution Pans Berupa cekungan dengan lantai yang datar, diameternya 1 – 50 cm, lebar 3 cm – 3 m, terbentuk pada batuan dasar yang tertutup vegetasi Lereng Pelarutan (Solution Bevels) Berupa jejak (treads) dan lereng (scraps) yang datar dan licin, panjang treads 20 cm – 1 m, tinggi scraps 3 – 5 cm, terbentuk oleh gerakanair diatas batuan dasar yang miring rendah.

Berdasarkan letak pembentukannya (origin), lapies dapat dibedakan menjadi dua macam (Herak dan Stringfiels, 1972), yaitu lapies yang originnya tersingkap dipermukaan dan lapies yang originya tidak tersingkap dipermukaan / berada dibawah tanah dan lapies yang originnya tersingkap dipermukaan.
b. Kars Split
Adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution runnel). Bila jumlah kars runnel banyak dan saling berpotongan maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam Widagdo, 1984).
c. Parit Kars
Adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit. Srijono (1984), mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars split yang memajang sehingga membentuk parit kars.
d. Palung Kars
Adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 cm. biasanya terbentuk pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.
e. Speleothem
Adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol.Hiasan ini merupakan endapan CaCO3 yang mengalami presipitasi pada saat air tanah yang membawanya masuk kedalam gua (Sanders, J.E., 1981). Macam-macam speleothems yang sering dijumpai adalah Stalagtit, yaitu hiasan yang menggantung dilangit-langit dan Stalagmit, yaitu hiasan yang berada didasar atau dilantai gua serta Tiang Masif (Massife Column), yaitu hiasan yang terbentuk bila stalagtit dan stalagmite bertemu.
f. Fitokars
Adalah permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-lubang yang saling berhubungan. Antara lubang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam, sehingga memberikan bentuk seperti bunga karang pada menara (pinnacles) kars. Morfologi ini terbentuk karena adanya pengaruh aktifitas biologis, yaitu adanya algae yang yang tumbuh didalam batugamping. Algae menutup permukaan dan masuk kebawah permukaan sedalam 0,1 – 0,2 mm, tampaknya algae tersebut tumbuh didalam batugamping dan menghasilkan larutan asam yang dapat melarutkan batugampingnya sehingga membentuk lubang-lubang (Bloom, 1979).
Bentuk-bentuk topografi kars mayor adalah :
a.       Surupan
Yaitu depresi tertutup hasil pelarutan denagn diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalamannya mencapai ratusan meter dan bentuknya dapat bundar atau lonjong (oval), (Twidale, 1967). Surupan (dolines) ini di Amerika Serikat disebut sebagai sink atau sink-holey (Ritter, 1978).
Jenning (1971) dan Bloom (1979), mengemukakan bahwa ada lima macam surupan yang dikenal yaitu surupan runtuhan (collapse dolines), surupan pelarutan (solution dolines), subsidence dolines, subjacent kars collapse dolines dan star-shape doline.
b.      Uvala
Adalah depresi tertutup yang besar, terdiri dari gabungan beberapa doline, lantai dasarnya tidak rata.Jenning (1967) dalam Ritter (1978), mengemukakan bahwa sebuah uvala terdiri dari 14 buah doline dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi.Ukuran diameternya berkisar antara 5 – 1000 meter dan kedalamannya berkisar antara 1- 200 meter, dindingnya curam.
c. Polje
Depresi tertutup yang besar dengan lantai dasar dan dinding yang curam, bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan atau zona lemah structural. Pembentukannya dikontrol oleh litologi dan struktur dan mengalami pelebaran oleh proses korosi lateral pada saat ia terisi air (Riiter, 1979). Polje mempunyai ukuran yang sangat besar minimal dalam satuan kilometer persegi.
d. Jendela Kars
Adalah lubang pada atap gua yang menghubungkan antara ruang dalam gua dengan udara diluar yang terbentuk karena atap gua tersebut runtuh, (Twidale, 1976). Disamping itu jendela kars dapat pula terbentuk pada atap sungai bawah tanah.
e. Lembah Kars (Kars Valley)
Adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan kars. Lembah ini terbentuk oleh aliran air permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Secara umum, lembah kars dapat dibedakan menjadi beberapa macam dengan sifat pembaeda yang jelas (Ritter, 1978). Dalam hal ini disebutkan ada empat macam lembah kars, yaitu :
- Allogenic Valley, yaitu lembah yang bagian hulunya berada pada batuan yang kedap air kemudian masuk kedalam daerah kars. Panjang pendeknya lembah allogenik ini tergantung pada besar kecilnya aliran yang membentuk, semakin besar alirannya maka semakin panjag lembah yang terbentuk.
- Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars yang secara tiba-tiba berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada akhir lembah ini air permukaan tanah akan masuk kedalam tanah. Bila suatu saat aliran dapat melampaui lembah tersebut (misal, saat hujan lebat atau terjadi pencairan es), maka lembah ini disebut sebagai semiblind valley, - Pocket Valley, yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air yang masuk melalui surupan. Pada umumnya pocket valley berasosiasi dengan mata air yang besar yang keluar diatas batuan kedap air yang terletak dibawah lapisan batugamping yang tebal. Lembah in umumnya berbentuk huruf U dan memiliki tebing yang curam, ukurannya tergantung besar kecilnya debit mata air yang keluar. Sweeting (1973) dalam Ritter (1978) menyebutkan bahwa panjang lembah ini dapat mencapai 8 km, lebar 1 km dan dalamnya berkisar antara 300 - 400 meter.
- Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah pada lahan kars yang mirip dengan lembah fluviatil, hanya saja (sesuai dengan namanya) lembah ini tidak berfungsi sebagai penyaluran air permukaan (kering), karena air hujan yang jatuh dan masuk kedalam lebah ini dengan segera akan meresap kedalam retakan batuan dasarnya.
f. Gua (Cave), yaitu serambi tau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). Gua seringkali teridir dari rangkaian ruangan sehingga kedalamannya ratusan meter.
g. Terowongan dan Jembatan Alam, yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942). Terowongan alam memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat berukuran besar atau kecil.Sebagai contoh, terowongan di Virginia dapat berukuran mencapai 275 meter, tingginya 23 meter dan lebarnya 40 meter.
Suatu ketika atap terowongan alam tersebut runtuh, sehingga panjang terowongan tersebut semakin berkurang, akibatnya suatu saat morofologi yang terbentuk lebih tepat disebut dengan Jembatan Alam (Von Engeln, 1942).
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa jembatan alam juga dapat terbentuk oleh proses pelautan saja. Apabila jembatan alam tersebut terbentuk oleh proses pelarutan batuan oleh air tanah maka disebut sebagai Jembatan Kars (Kars Briges).
Yang dimaksud dengan bentuk morfologi sisa pelarutan adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangatlanjut sehingga meninggalkan sisa yang khas untuk lahan kars. Morfologi sisa dapat berkembang baik terutama pada daerah yang beriklim tropis basah (Bloom, 1979).Bentuk sisa:
a. Kerucut Kars, yaitu bukit kars yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi yang biasanya disebut sebagai bintang (Ritter, 1978).
Kerucut kars sering disebut sebagai kegelkars (bahasa Jerman). Pada kenyataannya kerucut kars sering kali lebih mirip setengah bola dibanding dengan bentuk kerucut (Lehman, 1963, dalam Bloom, 1979). Depresi tertutup yang mengelilingi bukit sisa biasanya terbentuk bintang dan tidak teratur sering disebut sebagai cockpits dan terbentuk oleh proses pelarutan sepanjang zona kekar atau patahan (Sweeting, 1958 dalam Ritter, 1978).
b. Menara Kars, adalah bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yng lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial (Ritter, 1978). Menurut Jenning (1971) dalam Ritter (1978) menara kars dan kerucut kars dibedakan dalam hal keterjalan lereng dan adanya rawa / dataran alluvial yang mengelilinginya. Menara kars disebut juga pepino hill atau haystack atau turmkarst. Contoh menara kars yang baik adalah menara kars yang terdapat di Kweilin, Propinsi Kwangsi, China.
c. Mogote, adalah bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (flat). Bentuknya kadang-kadang tidak simetri antara sisi yang mengarah kearah datangnya angin dengan sisi sebaliknya (Ritter, 1978).Mogote dan menara kars dibedakan dari bentuk dan keterjalan lereng sisi-sisinya.

2.3 Bentang Alam Marine
1.      Pengertian Bentuk Lahan Asal Proses Marine
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/ gerakan air laut, baik pada tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut meliputi :
     Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga interval naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat mengerosi pantai apalagi kalu bersama – sama dengan gelombang / ombak.
     Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
     Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai. (abrasi).
Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
·        Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
·        Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.
·        Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
·        Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
·        Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami perubahan.

2.      Pengertian Daerah Pantai
Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, yaitu:

     Pantai (Shore)
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Shore line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.
     Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air.Garis batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut.Garis pantai tertinggi terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
     Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
     Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akankering apabila tidak terjadi gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.

     5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)
Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan.Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir.Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
     6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a.        Endapan bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang terdapat di bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan gelombang dan arus litoral.
b.      Endapan atas pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena hasil kegiatan gelombang.
c.       Endapan pantai belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari hasil kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik setinggi-tingginya, angin, serta aliran sungai yang membawa material batuan ke pantai belakang tersebut.

1.      Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan.Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman.Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang.Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya.Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar.Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan.Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut.Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong.Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es.Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai.Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.
d. Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
(1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut;
(2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir;
(3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.
e.       Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
f.       Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.
g.      Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung luar.
2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air
c. Terdapatnya gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dsb.
Daerah pesisir pantai merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena aktivitas marine. Johson (dalam Lobeck, 1939) mengenalkan 4 kelas yaitu :
     Klasifikasi pantai menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa dibagi menjadi 4 macam pantai yaitu:
a.       Pantai tenggelam (submergence coast), pantai tenggelam (submergence coast) ini terjadi  karena tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut.
Cirri-ciri pantai tenggelam:
-                    Di muka pantai ada pulau
-                    Garis pantai tidak teratur
-                    Teluk dalam
-                    Lembah-lembah turun
           Contoh : Pantai Ria (terjadi akibat erosi fluvial)
                          Pantai Fjord (terjadi akibat glasiasi)
b.      Pantai naik (emergence coast), pantai ini terjadi akibat majunya garis pantai atau turunnya muka air laut.
Ciri-ciri pantai naik:
-          Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau tanggul-tanggul.
-          Garis pantai relatif lurus
-          Relief relatif rendah
c.       Pantai netral, adalah pantai yang tidak mengalami penenggelaman atau penurunan.
Ciri-ciri pantai netral:
-          Garis pantai relatif lurus
-          Pantai landai, ombak tidak besar
-          Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
           Contoh: Pantai delta
                         Pantai volkanik
                         Pantai terumbu koral
   Pantai campuran (compound)
  Ciri-ciri pantai campuran:
-          Pantai menunjukan undak pantai
-          Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.
4. Bentukan Lahan Asal Proses Marine
     Cliff
Pantai Cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi karena proses erosi oleh ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena hembusan angin menyebabkan air laut beriak dalam ukuran besar dan bergulung-gulung menuju tepi pantai yang berbatasan langsung dengan pantai yang curam. Ombak ini menghantam pantai yang curam setiap saat dan membuat pantai tersebut hancur sedikit demi
 
        Pantai Compound
Pantai ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai pantai majemuk.
Berdasarkan morfologinya daerah pesisir pantai dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
        Pantai bertebing terjal (cliff)

Pantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang paling banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu dengan yang lainnya, karena dipengaruhioleh struktur batuan, dan jenis batuan serta sifat batuan. Cliff pada batuan beku akan lain dengan cliff pada batuan sedimen. Pelapisan batuan sedimen misalnya akan berbeda dengan pelapisan yang miring dan pelapisan mendatar. Sebatas daerah di atas ombak, umumnya tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian bawahnya umumnya berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut Dan gelombang mengikis bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti:
a.       Tebing (cliff )
b.      Tebing bergantung (notch)
c.       Rataan gelombang pasang surut
        Pantai bergisik 

Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat endapan material hasil abrasi.Material ini dapat berupamaterial halus dan juga bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai.Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan berupa pasir ,dansebagaian kecil berupa meterial dengan butiran kerikil sampai yang lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut,kemudian diendapkan oleh arus laut sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai

        Pantai berawa payau

Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi(accretion). Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnyamajunya pantai ke arah laut. Material penyusun umumnya berbutir halusdan medan ini berkembang pada lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena airnya payau, maka daerah ini kemungkinan untuk pengembangannya sangat terbatas.Rawa payau ini pada umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau.Tumbuhan bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalang pengikisan di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi.Oleh karena itu pantai mengalami akresi.Peranan bakau di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jika bakaunya hilang/mati, ditebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi
        Pantai berterumbu karang.

Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karangdan jasad renik lainnya.
Proses ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas.
5.       Topografi Pantai
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang, kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya, serta lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang curam, maka sebagian besar air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng kliff tersebut dan naik dari permukaan air yang dangkal.

1. Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan gelombang secara langsung.Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan semakin besarnya kekuatan gelombang.
2. Kenampakan Hasil Kerja Gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat menyebabkan pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan kerusakan pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang berusia tua.
b. Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantai
Apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.

3. Kenampakan Hasil Pengendapan Gelombang
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa macam, yaitu:

a. Gisik (beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel),pasir.
b. Penampang gisik yang seimbang
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang lebar dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga erosi dan pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus bawah serta arus pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang mengalami keseimbangan.Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke arah daratan.
c. Gisik puncak (cusped beaches)
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang.Pada sisi yang mengarah ke laut dari beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam.Di bagian bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak cembung.
d.      Gosong pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang (bar), atau gosong pasir (offshore bars).
6.      Proses Terbentuknya Pantai
Tenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara langsung maupun tidak langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik dan pasang surut, tenaga es, dan kegiatan organisme laut.
      Gelombang Air Laut
Gelombang dapat terjadi dengan beberapa cara, misalnya longsoran tanah laut, batu yang jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang sedang lewat, gempa bumi di dasar laut, dan lain sebagainya. Diantaranya adalah gelombang yang disebabkan oleh angin. Angin akan berhembus dengan kencang apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan udara. Karena tekanan yang tidak sama di permukaan air itulah yang menyebabkan permukaan air berombak. Adanya gelombang ini sangat penting dalam perkembangan garis pantai.
      Arus Litoral
Selain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang sangat penting pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai.Pengaruh arus litoral terhadap perkembangan garis pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan atau kekuatan angin, kekuatan gelombang laut, kedalaman air, dan bentuk pantainya. Apabila bentuk pantainya landai dan proses pengendapannya cukup besar, maka arus litoral mempunyai pengaruh yang sangat penting sebagai tenaga pengangkut. Pada daerah pantai yang tersusun dari batuan yang tidak kompak, proses erosi akan bekerja sangat intensif. Jika hasil pengendapan terangkut dari permukaan air yang dangkal menuju permukaan air yang lebih dalam, maka arus litoral merupakan tenaga yang sangat efektif dalam proses pengendapan di pantai.
      Pasang Naik dan Pasang Surut
Pengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah naik-turunnya permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang besar terjadi pada saat pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat hebat di pantai. Arus air yang ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan bergerak melalui permukaan terbuka dan sempit serta merupakan tenaga pengangkut endapan daratan yang sangat intensif.
  Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan atau pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah dan akhirnya akan membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair sehingga permukaan airnya akan bertambah besar.
      Organisme
Jenis binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai beserta perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang paling banyak membentuk batuan karang ialah golongan polyps.Polyps merupakan jenis binatang karang yang sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang memiliki kedalaman antara 35-45 meter.
Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah tumbuh-tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang dapat membantu pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat menjadi endapan kapur.


2.4 Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural dalah bentang alam yang pembentukkannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan.Struktur geologi yang paling banyak berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada. Biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yaitu proses tektonik yang mengakibatkan adanya pengangkatan, patahan, dan lipatan, yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian.
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran,rayapan,slump).

Kenampakan yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam structural.Pola pengaliran.Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut.Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.Bentuk – bentuk bukit, lembah dll.Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.
 Macam-macam Bentang Alam Struktural
  1. Bentang Alam dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal)
Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0 – 500 kaki dari muka air laut. Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnya
  1. Bentang Alam dengan Struktur Miring
Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987).
Hogback : sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri
  1. Bentang Alam Dengan Struktur Lipatan Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin. Struktur antiklin dan sinklin menunjam. Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam. Kubah Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).Mempunyai pola kontur tertutup.Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda.
Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
Cekungan Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam). Mempunyai pola kontur tertutup.
Pada stadia muda pola penyalurannya annular. Bentang Alam dengan Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar turun.
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
Beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit. Mempunyai resisitensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama. Adanya kenampakan dataran / depresi yang sempit memanjang.Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang panjang lurus dan rapat).Adanya batas yang curam antara perbukitan / pegunungan dengan dataran yang rendah.Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik / terangkat. Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, dan contorted, serta modifikasi dari ketiganya.
2.5 Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin.Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim.Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26 cm/tahun.Gurun pasir tropik terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350 LS, yaitu pada daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi dengan udara sangat panas dan kering.Gurun pasir lintang rendah terdapat di tengah-tengah benua yang terletak jauh dari laut atau terlindung oleh gunung-gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga udar yang melewati gunung dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang kering.
Proses-Poses Oleh Angin
Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang dibentuk oleh angin tidak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat diabaikan.Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.

1. Erosi oleh angin
Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi/korasi. Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.

2. Transportasi oleh angin
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction).Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).

3. Pengendapan oleh angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.

Macam-Macam Bentang Alam Eolian
Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat prose pengendapan oleh angin.
Bentang alam Eolian Akibat Proses Erosi
Proses erosi oleh angin dibedakan menjadi 2, yaitu deflasi dan abrasi. Bentang alam yang disebabkan oleh proses erosi ini juga dibedakan menjadi 2 yaitu bentang alam hasil proses deflasi dan bentang alam hasil proses abrasi.

A. 1. Bentang Alam Hasil Proses Deflasi
Bentang alam hasil proses deflasi dibedakan menjadi 3 macam:
1. Cekungan Deflasi (Deflation basin)
Cekungan deflasi merupakan cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah yang lunak dan tidak terkonsolidasi atau material-material yang tersemen jelek. Cekungan tersebut akibat material yang ada dipindahkan oleh angin ke tempat lain. Contoh cekungan ini terdapat di Gurun Gobi yang terbentuk karena batuan telah diurai oleh adanya pelapukan.Cekungan ini mempunyai ukuran antara 300 m sampai lebih dari 45 km panjangnya dan dari 15m sampai 150 m dalamnya.
2. Lag Gravel
Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (gravel, bongkah dan fragmen yang besar), disebut lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang lama bisa menjadi banyak dan menjadi lag gravel atau bahkan sebagai desert pavement, dimana sisa-sisa fragmennya berhubungan satu sama lain saling berdekatan.

3. Desert varnish
Beberapa lagstone yang tipis, megkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi dikenal desert varnish.

Bentang Alam Hasil Prose Abrasi
Bentang alam hasil proses abrasi atau korasi antara lain:
1. Ventifact
Beberapa sisa batuan berukuran bongkah – berangkal yang dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan membentuk einkanter (single edge) atau dreikanter (three edge). Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap/konstan. Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overturned akibat pengrusakan pada bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai kedudukan tetap, sehingga membentuk bidang permukaan yang banyak.
2. Polish
Polish ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus, digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast) atau yang mengandung silt (silt blast)yang mempunyai kekuatan lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada kwarsit akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.
3. Grooves
Angin yang mengadung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal sebagai grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu sangat jelas.Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar dengan sisi sangat jelas.
4. Sculpturing (Penghiasan)
Batu jamur (mushroom rock) yaitu batu yang tererosi oleh angin yang mengandung pasir sehingga bentuknya menyerupai jamur (mushroom).
5. Yardang
Pada batuan yang halus, abrasi oleh angin secara efektif memotong sepanjang alur rekahan membentuk bentukan sisa yang berdiri memanjang yang disebut yardang.Kehadiran rekahan-rekahan mempunyai pengaruh penting pada orientasi beberapa yardang.Material yang halus tertransport sedangkan lapisan yang resisten membentuk perlapisan dengan material lain yang kurang kompak.

B. Bentang Alam Hasil Pengendapan Angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material yang terbawa oleh angin akan diendapkan. Bentang alam hasil proses pengendapan oleh angin ini dibedakan menjadi 2 yaitu: dune dan Loess
1. Dune
Dune adalah suatu timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah, bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk permukaan ataupun rintangan. Berdasarkan ukurannya, hasil proses pengendapan material pasir, yaitu ripples, dunes dan megadunes
• Ripples lebar berukuran 5 cm - 2m dan tinggi 0,1 – 5 cm
• Dunes lebar 3 – 600 m dan tinggi 0,1 – 15 m
• Megadunes lebar 300 – 3 km dan tinggi 20 – 400 m

Tipe-tipe dune ini menurut Hace (1941, dalam Thornbury, 1964) digolongkan menjadi 3, yaitu:
a. Transversal Dune
Transversal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang tegak lurus dengan arah angin yang dominan. Bentuk ini tidak dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan.

b. Parabolic Dune
Parabolic dune merupakan dune yang berbentuk sekop/sendok atau berbentuk parabola. Bentuk ini dipengaruhi oleh adanya tumbuh-tumbuhan.
c. Longitudinal Dune
Longitudinal dune merupakan punggungan-pungungan pasir yang terbentuk memanjang sejajar dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif tetap
Klasifikasi menurut Emmon’s (1960) bentuk-bentuk dune dapat bermacam-macam, tergantung pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di tanah, tumbuh-tumbuhan yang menghalangi dan juga arah angin yang tetap. Berdasrkan hal-hal tersebut, maka tipe-tipe dune digolongkan menjadi :
1. Lee dune (Sand Drift)
Lee dune/sand drift adalah dune yang berkembang memanjang, merupakan punggungan pasir yang sempit, berada di belakang batuan atau tumbuh-tumbuhan. Dune ini mempunyai kedudukan tetap, tetapi dengan adanya penambahan jumlah pasir yang banyak maka dapat juga menjadi jenis dune yang bergerak dari ujung sand
2. Longitudinal dune
Longitudinal dune mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif dan dominan. Terbentuk karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon kecil.Kadang-kadang berbentuk seperti lereng dari suatu lembah.
3. Barchan
Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh topografi/tumbuh-tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar yang padat.Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta mempunyai puncak dan sayap.
4. Seif
Seif adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang.Misalnya di Arabian Sword, seif berasosiasi dengan barchan dan berkebalikan antara barchan menjadi seif. Perubahan yang lain misalnya dari seif menjadi lee dune.
5. Transversal dune
Transversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang banyak itu akan menjadi suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin.
6. Complex dune
Complex dune terbentuk pada daerah dengan air berubah-ubah, pasir dan vegetasi agak banyak. Barchan, seif dan transversal dune yang berada setempat-tempat akan berkembang sehingga menjadi penuh dan akan terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya dan akan mempunyai lereng yang bermacan-macam. Keadaan ini disebut sebagai complex dune.Menurut Emmons (1960, dalam Thornbury, 1969), dune ini biasanya mempunyai ketinggian antara 6 – 20 m, tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh meter.Sedangkan kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi daerahnya.Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang sampai 30 m per tahun.
7.Loess
Daerah yang luas tertutup material-material halus dan lepas disebut Loess. Beberapa endapan loess yang dijumpai di Cina barat mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Sedangkan di tempat lain kebanyakan endapan loess tesebut hanya mencapai beberapa meter saja. Beberapa endapan loess menutupi daerah yang sangat subur. Penyelidikan secara mikroskopis memperlihatkan bahwa loess berkomposisi partikel-partikel angular dengan diameter kurang dari 0,5 mm terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende dan mika. Kebanyakan butiran-butiran tersebut dalam keadaan segar atau baru terkena pelapukan sedikit. Kenampakan itu menunjukkan bahwa loess tersebut merupakan hasil endapan dari debu dan lanau yang diangkut dan diendapkan oleh angin.



BAB 3
HASIL PENGAMATAN
3.1 Bentang Alam Fluvial
LP 1
·        Pukul                : 08:56 WIB                            
·        Lokasi              : Sungai Oyo,Desa Sriharjo,Kecamatan Imogiri,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I Yogyakarta
·        Cuaca              : Mendung-Gerimis
·        Tanggal            :9 Juni 2013
DESKRIPSI BENTANG ALAM
1. Morfometri:
·        Beda Tinggi      : 15m
·        Lebar Lembah  : 17m
2.Proses Geomorfik yang Menyertainya
Eksogenik
·        Tingkat Pelapukan        :Tinggi
·        Tingkat Erosi                :Erosi Horizontal(Tinggi)
·        Tingkat Transportasi     :Sedang-Tinggi
·        Tingkat Sedimentasi      :Sedang-Tinggi
Endogenik
·        Tektonisme       :Sesar (indikasi struktur geologi). Adanya pembelokan secara tiba tiba aliran sungai dari arah timur ke selatan.
3.Pola Pengaliran          : River
4.Vegetasi                    : Rumput,Pohon Pisang, Pohon Jati, Pohon Bambu.
MORFOGENESA
Dataran Aluvial (Dataran Banjir)
U             Indikasi Sesar
S              Pohon Pisang
                                                                                                     Sungai Oyo

Rumput                                                                                                                                Pohon Bambu
Jalan dan Jembatan

Keterangan:               Sungai Stadia Tua
Arah aliran ke selatan
               

SKETSA








Foto Sungai Oyo

3.2 Bentang Alam Karst
LP II
Lokasi              : Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca              : Hujan
Pukul                :10:16 WIB
Tanggal            : 9 Juni 2013
DESKRIPSI BENTANG ALAM
·        Terdapat lubang berdiameter +/- 10 m dan kedalaman +/- 175 m. Terdapat aliran sungai bawah tanah.Lubang Trjadi akibat pelarutan batugamping. Lubang tersebut yaitu monor.
·        Terdapat aliran sungai kecil/selokan. Terjadi akibat pelarutan dari lubang kecil dan membenetuk lubang sumur besar sampai ke bagian yang tahan akan larutan (kristalin).
·        Terdapat zona air bawah tanah.
·        Vegetasi : Pohon bambu, pohon jati, pohon kelapa.

MORFOGENESA
Batugamping yang terkena struktur geologi berupa kekar        lapies        sinkhole
       uvala       bom        lugpit





U                                                                             Tanaman

S                                                                                                              Tanaman
Pohon bambu  
                     175m
Arah aliran air
                                                                                                                                batugamping
Keterangan: Terdapat zona aliran air bawah tanah
                                                                                                                               
SKETSA
10m
 










Foto Kenampakan Monor










LP III
Lokasi              : Desa Giriasih, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Yogyakarta.
Pukul                : 11:11 WIB
Cuaca              :Gerimis
Vegetasi           :Pohon jati
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Eksogenik
·        Pelapukan        : Tinggi
·        Transportasi     : Sedang
·        Erosi                : Tinggi
·        Sedimentasi      : Rendah
Endogenik
·        Proses endogenik kurang berpengaruh
Pola Pengaliran : Multibasinal
Litologi             : batugamping
MORFOGENESA
Terbenetuk dari pegunugan massif akibat pelarutan sehinggga terbentuk pegunungan seribu.Bagian atas pada pegunungan tidak larut karena kristalin tapi bagian samping bukit larut sehingga terbentuk konikel hill.
SKETSA
U                                                             Konikel hill

S
                         Batugamping
 



Foto Konikel Hill
3.3 Bentang Alam Marine
LP IV
Tanggal            : 9 Juni 2013
Pukul                : 12:00 WIB
Lokasi              : Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca              : Mendung-Gerimis
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Proses Geomorfik
Endogenik
·        Tektonik           : sesar normal (turun)
Eksogenik
·        Pelapukan        : Rendah
·        Erosi                : Tinggi
·        Transportasi     : Tinggi
·        Sedimentasi      : Sedang-Tinggi

MORFOGENESA
Bentang alam marine di pantai parangkusumo terjadi akibat adanya pembawaan material pasir dari sungai opak yang terbawa dari hulu merapi dari utara dan diendapkan di pantai Parangkusumo yang berada di daerah selatan.
S                                                                              Laut

U
                                                                                Garis Pantai
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………Pasir……………..………………………………………………………….
                                                                                                                Gumuk Pasir
SKETSA






Foto Bentang Alam Marine


3.4 Bentang Alam Struktural
LP V
Tanggal            : 9 Juni 2013
Pukul                : 12:05 WIB
Lokasi              : Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca              : Mendung-Gerimis
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Endogenik
·        Karena proses tektonisme adanya sesar gawir
MORFOGENESA
Bentang alam struktural terjadi karena adanya sesar gawir.Sesar gawir (jurang) adalah sesar yang membentuk daerah perbukitan.Litologi daerah tersebut adalah batuan beku. Didaerah struktural juga terlihat bentuk/kenampakan triangular faces(bentuk menyerupai segitiga).
U                                             Kenampakan Bukit seperti bentuk segitiga (triangular faces)


S
Rumah penduduk                                  Rumah penduduk                            Rumah penduduk


SKETSA







Foto Bentang Alam Struktural
3.5 Bentang Alam Eolian
LP VI
Tanggal            : 9 Juni 2013
Waktu              : 14:05
Lokasi              : Sand Dune, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca              : Berawan
Vegetasi           : Pohon pandan kaktus dan rumput jarum
DESKRIPSI BENTANG ALAM
Morfometri
·        Beda tinggi : 5m
Eksogenik
Akibat transportasi angina.Pasir yang terendapkan di pantai terbawa oleh angin pasat tenggara yang kemudian terhalang oleh pegunungan selatan.Dan terendapkan di suatu lahan. Proses itu terjadi berulang-ulang sehingga membentuk gumuk pasir.
Syarat gumuk pasir:
1.      Ada material/endapan pasir dari pantai
2.      Adanya penghalang berupa bukit
3.      Adanya iklim kering/tropis
4.      Adanya angin
SKETSA

S              U
                                Parabolic                                              Barchan

Keterangan: tanda panah arah angin, kemiringan slope:350
 





Foto Bentang Alam Eolian




                                                                                                         
BAB 4
KESIMPULAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar