LAPORAN
RESMI
FIELDTRIP GEOMORFOLOGI
DISUSUN
OLEH:
SURYA ENDRA LAKSANA
410012240
LABORATORIUM
TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN
TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Maksud dan Tujuan
Maksud dari fieldtrip geomorfologi ini adalah agar
mahasiswa Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta dapat memahami bentang-bentang alam
yang ada di permukaan bumi setelah menerima materi selama praktikum.
Tujuan dari fieldtrip geomorfologi yaitu agar mahasiswa
Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta dapat mendeskripsikan atau menginterpretasikan keadaan bentang alam
serta mampu menejelaskan morfogenesanya atau asal mula terjadinya di muka bumi.
1.2Letak
dan Kesampaian Daerah
Letak daerah
pengamatan fieldtrip geomorfologi ini berada di Kabupaten Bantul yaitu pantai
Parangkusumo , kecamatan Imogiri dan Kabupaten Gunung Kidul di kecamatan
Panggang Provinsi D.I Yogyakarta. Dengan jarak kira-kira 25km dari kota
Yogyakarta. Lokasi tersebut dsapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
empat dan roda dua. Dibeberapa lokasi hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
BAB
2
DASAR
TEORI
2.1
Bentang Alam Fluvial
Bentang
alam fluvial merupakan bentang alam yang terdiri di dalamnya berhubungan dengan
proses adanya air yang membentuk suatu morfologi di suatu daerah tertentu.
contoh – contoh bentang alam
fluvial antara lain :
Meander
Belokan tajam pada sungai,
biasanya terjadi pada dalam suatu rangkaian, yang disebabkan
karekteristik dari aliran air. Meander terbentuk pada aliran endapan sedimen
dan berhenti diatas aliran karena terhalang.
Meander cut off
Meander cutoff merupakan meander
yang terbentuk akibat aliran yang melewati bagian sempit dari leher meander, di
mana aliran ke bawah telah berpindah dari meander yang telah melambat dan
meander berikutnya telah mengambil aliran tersebut.
Flood Plain
Food plain adalah suatu level
area pada daratan untuk memprediksi banjir dari tubuh air yang berdekatan.Flood
plain digambarkan dari frekuensi banjir yang sudah terjadi.
Stream divide
Stream divide merupakan
pembagian arus sungai berdasarkan dasar sungai dan arah alirannya tersebut.
Pembagian tersebut, yaitu branch, beck, burn, creek, kill, lick, rill, river
syke, bayou, rivulet, run.
River terrace
River terrace merupakan teras
sungai yang tampak sepanjang sisi lembah, biasanya sejajar dengan tembok
lembah. Kebanyakan terraces terbentuk ketika erosi pada sungai meningkat dan
melewati flood plain.
Channel Bar
Channel Bar adalah endapan
sungai yang terdapat pada tengah alur sungai.
Point bar
Point Bar adalah endapan sungai
yang terdapat pada tepi alur sungai.
Natural leveess
Natural levees merupakan pemanjangan
dari tanggul terdiri dari pasir dan lanau dan terendapkan sepanjang tepi sungai
selama masa banjir.
Back Swamp
Back swamp merupakan rawa yang
mengalami penurunan area floodplain antara natural levees dan pada tepi
floodplain
Braided stream
Braided stream adalah arus yang
mengalir pada beberapa terusan yang terbagi dan yang bersatu. Braided stream
terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar-datar,
alurnya luas, dan dangkal.
Oxbow lake
Oxbow lake merupakan meander
pada awalnya karena adanya pemotong pada arus akibat pelurusan air, maka
terbentuklah struktur seperti tapal kuda, struktur ini dinamakan oxbow lake.
Crevasse splay
Crevasse splay merupakan
kenampakan roman muka bumi yang terbntuk akibat arus berlebih memotong levee dan
endapan sedimen pada floodplain. Hal ini dapat membuat endapan yang sangat
besar sehingga menjadi delta.
Alluvial fan
Alluvial fan berbentuk seperti
kipas, merupakan akumulasi dari endapan alluvial pada mulut jurang atau aliran
anak sungai dengan arus utama.
Channel fill
Channel fill merupakan akumulasi
pasir detritus pada arus di mana kapasitas transportasi dari air tidak mampu
untuk memindahkan material secara berulang.
Overbank
Overbank merupakan penggambaran
dari tipe endapan alluvial atau sediment yang terendapkan pada floodplain
di sungai. Biasanya endapan berbutir halus.
Flood basin
Flood basin merupakan daerah di
bawah permukaan air selama air tinggi karena banjir pada daerah tertentu.
2.2 Bentang Alam Karst
Pengertian tentang topografi kars yaitu suatu topografi yang terbentuk pada daerah
dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas,
penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah
dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata
air yang besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentang Alam Karst :
1. Faktor
Fisik
Faktor-faktor
fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :
a.Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst
adalah batu
gamping
yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk
unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum
habis terlarutkan.Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada
batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang
perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh
lapisan.
b.Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air
dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar
sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.
c.Intensitas struktur (kekar),zona kekar adlah zona lemah yang
mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan,
proses pelarutan berlangsung intensif. Kekar yang baik untuk proses
karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb
berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas.Namun apabila
intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga
proses karstifikasi terhambat.
2. Faktor
Kimiawi
a.Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60%
kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
b.Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media
pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses
karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air
yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2di udara dan dari tanah
membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).
Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.
3. Faktor
Biologi
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam
air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2di udara dan dari
tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).Larutan
inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.
4. Faktor
Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar
yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut
(batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar
batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik,
sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.
Proses Pembentukan Topografi Karst
Kondisi batuan yang menunjang
terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:
a.Mudah
larut dan berada di atau dekat permukaan.
b.Masif,
tebal dan terkekarkan.
c.Berada
pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
d.Dikelilingi
lembah
Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi
sisa pelarutan, perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4 fase,
yaitu :
a.
Terjadi pelarutan pada batuan
terkekarkan sehingga membentuk lembah yang kemudian merupakan zona yang lebih
cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan dengan zona B yang tidak
mengalami pengkekara.
b.
Karena zona A lebih cepat mengalami
pelarutan, maka zona ini segera terbentuk lembah yang dalam, sementara pada
zona B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di beberapa tempat.
c.
Pelarutan pada kedua zona terus
berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut-kerucut karst pada zona
B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil dibandingkan
lembah di sekitarnya.
d.
Karena adanya erosi lateral oleh
sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan pada zona B erosi
vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa morfologi
sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.
Bentuk-bentuk
topografi kars minor adalah :
a. Lapies
Merupakan
bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses pelarutan,
penggerusan atau karena proses lain. Lapies (bahasa Prancis) sering disebut
Karren (bahasa Jerman) atau Clints (bahasa Inggris) (Thornbury, 1964). Ritter
(1978) mengklasifikasikan Karren berdasar bentuknya menjadi dua kelompok, yaitu
yang mempunyai bentuk lurus dan bentuk melingkar seperti bulan sabit (lihat
tabel 5.1)
Tabel 5.1. klasifikasi Karren (lapies) (Ritter, 1979) Bentuk Nama Keterangan
Linier/kurva linier Solution Flutes Berupa lekukan halus, lurus, kedalaman 1-2 cm, lebar kira-kira 2 cm, seragam, panjang 10 cm – beberapa meter, antar celah dibatasi oleh pematang yang tajam, terorientasi searah dengan slope.
Solution Runnels Berupa aluran terbatas, dalamnya kira-kira 40 cm, lebar 40 – 50 cm, panjang lebih dari 2 cm, bila terjadi pada bidang kekar atau bidang perlapisan disebut grikes Solution Ripple (Gelombang Pelarutan) Berupa gelembur gelombang yangtegak lurus terhadap slope, tingginya 10 – 50 cm, terbentuk pada permukaan miring yang curam Melingkar (bulan sabit) Lubang pelarutan air hujan (rain pits) Berupa lubang kecil pada permukaan yang datar, diameternya 3 cm, dalamnya 2 cm, terbentuk oleh tetesan air hujan Solution Pans Berupa cekungan dengan lantai yang datar, diameternya 1 – 50 cm, lebar 3 cm – 3 m, terbentuk pada batuan dasar yang tertutup vegetasi Lereng Pelarutan (Solution Bevels) Berupa jejak (treads) dan lereng (scraps) yang datar dan licin, panjang treads 20 cm – 1 m, tinggi scraps 3 – 5 cm, terbentuk oleh gerakanair diatas batuan dasar yang miring rendah.
Berdasarkan letak pembentukannya (origin), lapies dapat dibedakan menjadi dua macam (Herak dan Stringfiels, 1972), yaitu lapies yang originnya tersingkap dipermukaan dan lapies yang originya tidak tersingkap dipermukaan / berada dibawah tanah dan lapies yang originnya tersingkap dipermukaan.
Tabel 5.1. klasifikasi Karren (lapies) (Ritter, 1979) Bentuk Nama Keterangan
Linier/kurva linier Solution Flutes Berupa lekukan halus, lurus, kedalaman 1-2 cm, lebar kira-kira 2 cm, seragam, panjang 10 cm – beberapa meter, antar celah dibatasi oleh pematang yang tajam, terorientasi searah dengan slope.
Solution Runnels Berupa aluran terbatas, dalamnya kira-kira 40 cm, lebar 40 – 50 cm, panjang lebih dari 2 cm, bila terjadi pada bidang kekar atau bidang perlapisan disebut grikes Solution Ripple (Gelombang Pelarutan) Berupa gelembur gelombang yangtegak lurus terhadap slope, tingginya 10 – 50 cm, terbentuk pada permukaan miring yang curam Melingkar (bulan sabit) Lubang pelarutan air hujan (rain pits) Berupa lubang kecil pada permukaan yang datar, diameternya 3 cm, dalamnya 2 cm, terbentuk oleh tetesan air hujan Solution Pans Berupa cekungan dengan lantai yang datar, diameternya 1 – 50 cm, lebar 3 cm – 3 m, terbentuk pada batuan dasar yang tertutup vegetasi Lereng Pelarutan (Solution Bevels) Berupa jejak (treads) dan lereng (scraps) yang datar dan licin, panjang treads 20 cm – 1 m, tinggi scraps 3 – 5 cm, terbentuk oleh gerakanair diatas batuan dasar yang miring rendah.
Berdasarkan letak pembentukannya (origin), lapies dapat dibedakan menjadi dua macam (Herak dan Stringfiels, 1972), yaitu lapies yang originnya tersingkap dipermukaan dan lapies yang originya tidak tersingkap dipermukaan / berada dibawah tanah dan lapies yang originnya tersingkap dipermukaan.
b.
Kars Split
Adalah
celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya merupakan
perkembangan dari kars-runnel (solution runnel). Bila jumlah kars runnel banyak
dan saling berpotongan maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam
Widagdo, 1984).
c.
Parit Kars
Adalah
alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit. Srijono (1984),
mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars split yang memajang sehingga
membentuk parit kars.
d.
Palung Kars
Adalah
alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh proses
pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 cm. biasanya terbentuk
pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur
yang memanjang.
e.
Speleothem
Adalah
hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan berwarna putih,
bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol.Hiasan ini merupakan
endapan CaCO3 yang mengalami presipitasi pada saat air tanah yang
membawanya masuk kedalam gua (Sanders, J.E., 1981). Macam-macam speleothems
yang sering dijumpai adalah Stalagtit, yaitu hiasan yang menggantung
dilangit-langit dan Stalagmit, yaitu hiasan yang berada didasar atau dilantai
gua serta Tiang Masif (Massife Column), yaitu hiasan yang terbentuk bila
stalagtit dan stalagmite bertemu.
f.
Fitokars
Adalah
permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-lubang yang saling berhubungan.
Antara lubang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam,
sehingga memberikan bentuk seperti bunga karang pada menara (pinnacles) kars.
Morfologi ini terbentuk karena adanya pengaruh aktifitas biologis, yaitu adanya
algae yang yang tumbuh didalam batugamping. Algae menutup permukaan dan masuk
kebawah permukaan sedalam 0,1 – 0,2 mm, tampaknya algae tersebut tumbuh didalam
batugamping dan menghasilkan larutan asam yang dapat melarutkan batugampingnya
sehingga membentuk lubang-lubang (Bloom, 1979).
Bentuk-bentuk
topografi kars mayor adalah :
a. Surupan
Yaitu depresi tertutup hasil pelarutan denagn diameter mulai
dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalamannya mencapai ratusan
meter dan bentuknya dapat bundar atau lonjong (oval), (Twidale, 1967). Surupan
(dolines) ini di Amerika Serikat disebut sebagai sink atau sink-holey (Ritter,
1978).
Jenning (1971) dan Bloom (1979), mengemukakan bahwa ada lima macam surupan yang dikenal yaitu surupan runtuhan (collapse dolines), surupan pelarutan (solution dolines), subsidence dolines, subjacent kars collapse dolines dan star-shape doline.
Jenning (1971) dan Bloom (1979), mengemukakan bahwa ada lima macam surupan yang dikenal yaitu surupan runtuhan (collapse dolines), surupan pelarutan (solution dolines), subsidence dolines, subjacent kars collapse dolines dan star-shape doline.
b.
Uvala
Adalah depresi tertutup yang besar,
terdiri dari gabungan beberapa doline, lantai dasarnya tidak rata.Jenning
(1967) dalam Ritter (1978), mengemukakan bahwa sebuah uvala terdiri dari 14
buah doline dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi.Ukuran diameternya
berkisar antara 5 – 1000 meter dan kedalamannya berkisar antara 1- 200 meter,
dindingnya curam.
c. Polje
Depresi tertutup yang besar dengan
lantai dasar dan dinding yang curam, bentuknya tidak teratur dan biasanya
memanjang searah jurus perlapisan atau zona lemah structural. Pembentukannya
dikontrol oleh litologi dan struktur dan mengalami pelebaran oleh proses korosi
lateral pada saat ia terisi air (Riiter, 1979). Polje mempunyai ukuran yang
sangat besar minimal dalam satuan kilometer persegi.
d. Jendela Kars
Adalah lubang pada atap gua yang
menghubungkan antara ruang dalam gua dengan udara diluar yang terbentuk karena
atap gua tersebut runtuh, (Twidale, 1976). Disamping itu jendela kars dapat
pula terbentuk pada atap sungai bawah tanah.
e. Lembah Kars (Kars Valley)
e. Lembah Kars (Kars Valley)
Adalah lembah atau alur yang besar
yang terdapat pada lahan kars. Lembah ini terbentuk oleh aliran air permukaan
yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Secara umum, lembah kars dapat dibedakan
menjadi beberapa macam dengan sifat pembaeda yang jelas (Ritter, 1978). Dalam
hal ini disebutkan ada empat macam lembah kars, yaitu :
- Allogenic Valley, yaitu lembah
yang bagian hulunya berada pada batuan yang kedap air kemudian masuk kedalam
daerah kars. Panjang pendeknya lembah allogenik ini tergantung pada besar
kecilnya aliran yang membentuk, semakin besar alirannya maka semakin panjag lembah yang
terbentuk.
- Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars yang secara tiba-tiba berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada akhir lembah ini air permukaan tanah akan masuk kedalam tanah. Bila suatu saat aliran dapat melampaui lembah tersebut (misal, saat hujan lebat atau terjadi pencairan es), maka lembah ini disebut sebagai semiblind valley, - Pocket Valley, yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air yang masuk melalui surupan. Pada umumnya pocket valley berasosiasi dengan mata air yang besar yang keluar diatas batuan kedap air yang terletak dibawah lapisan batugamping yang tebal. Lembah in umumnya berbentuk huruf U dan memiliki tebing yang curam, ukurannya tergantung besar kecilnya debit mata air yang keluar. Sweeting (1973) dalam Ritter (1978) menyebutkan bahwa panjang lembah ini dapat mencapai 8 km, lebar 1 km dan dalamnya berkisar antara 300 - 400 meter.
- Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah pada lahan kars yang mirip dengan lembah fluviatil, hanya saja (sesuai dengan namanya) lembah ini tidak berfungsi sebagai penyaluran air permukaan (kering), karena air hujan yang jatuh dan masuk kedalam lebah ini dengan segera akan meresap kedalam retakan batuan dasarnya.
f. Gua (Cave), yaitu serambi tau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). Gua seringkali teridir dari rangkaian ruangan sehingga kedalamannya ratusan meter.
g. Terowongan dan Jembatan Alam, yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942). Terowongan alam memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat berukuran besar atau kecil.Sebagai contoh, terowongan di Virginia dapat berukuran mencapai 275 meter, tingginya 23 meter dan lebarnya 40 meter.
Suatu ketika atap terowongan alam tersebut runtuh, sehingga panjang terowongan tersebut semakin berkurang, akibatnya suatu saat morofologi yang terbentuk lebih tepat disebut dengan Jembatan Alam (Von Engeln, 1942).
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa jembatan alam juga dapat terbentuk oleh proses pelautan saja. Apabila jembatan alam tersebut terbentuk oleh proses pelarutan batuan oleh air tanah maka disebut sebagai Jembatan Kars (Kars Briges).
Yang dimaksud dengan bentuk morfologi sisa pelarutan adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangatlanjut sehingga meninggalkan sisa yang khas untuk lahan kars. Morfologi sisa dapat berkembang baik terutama pada daerah yang beriklim tropis basah (Bloom, 1979).Bentuk sisa:
a. Kerucut Kars, yaitu bukit kars yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi yang biasanya disebut sebagai bintang (Ritter, 1978).
Kerucut kars sering disebut sebagai kegelkars (bahasa Jerman). Pada kenyataannya kerucut kars sering kali lebih mirip setengah bola dibanding dengan bentuk kerucut (Lehman, 1963, dalam Bloom, 1979). Depresi tertutup yang mengelilingi bukit sisa biasanya terbentuk bintang dan tidak teratur sering disebut sebagai cockpits dan terbentuk oleh proses pelarutan sepanjang zona kekar atau patahan (Sweeting, 1958 dalam Ritter, 1978).
b. Menara Kars, adalah bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yng lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial (Ritter, 1978). Menurut Jenning (1971) dalam Ritter (1978) menara kars dan kerucut kars dibedakan dalam hal keterjalan lereng dan adanya rawa / dataran alluvial yang mengelilinginya. Menara kars disebut juga pepino hill atau haystack atau turmkarst. Contoh menara kars yang baik adalah menara kars yang terdapat di Kweilin, Propinsi Kwangsi, China.
c. Mogote, adalah bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (flat). Bentuknya kadang-kadang tidak simetri antara sisi yang mengarah kearah datangnya angin dengan sisi sebaliknya (Ritter, 1978).Mogote dan menara kars dibedakan dari bentuk dan keterjalan lereng sisi-sisinya.
- Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars yang secara tiba-tiba berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada akhir lembah ini air permukaan tanah akan masuk kedalam tanah. Bila suatu saat aliran dapat melampaui lembah tersebut (misal, saat hujan lebat atau terjadi pencairan es), maka lembah ini disebut sebagai semiblind valley, - Pocket Valley, yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air yang masuk melalui surupan. Pada umumnya pocket valley berasosiasi dengan mata air yang besar yang keluar diatas batuan kedap air yang terletak dibawah lapisan batugamping yang tebal. Lembah in umumnya berbentuk huruf U dan memiliki tebing yang curam, ukurannya tergantung besar kecilnya debit mata air yang keluar. Sweeting (1973) dalam Ritter (1978) menyebutkan bahwa panjang lembah ini dapat mencapai 8 km, lebar 1 km dan dalamnya berkisar antara 300 - 400 meter.
- Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah pada lahan kars yang mirip dengan lembah fluviatil, hanya saja (sesuai dengan namanya) lembah ini tidak berfungsi sebagai penyaluran air permukaan (kering), karena air hujan yang jatuh dan masuk kedalam lebah ini dengan segera akan meresap kedalam retakan batuan dasarnya.
f. Gua (Cave), yaitu serambi tau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). Gua seringkali teridir dari rangkaian ruangan sehingga kedalamannya ratusan meter.
g. Terowongan dan Jembatan Alam, yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942). Terowongan alam memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat berukuran besar atau kecil.Sebagai contoh, terowongan di Virginia dapat berukuran mencapai 275 meter, tingginya 23 meter dan lebarnya 40 meter.
Suatu ketika atap terowongan alam tersebut runtuh, sehingga panjang terowongan tersebut semakin berkurang, akibatnya suatu saat morofologi yang terbentuk lebih tepat disebut dengan Jembatan Alam (Von Engeln, 1942).
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa jembatan alam juga dapat terbentuk oleh proses pelautan saja. Apabila jembatan alam tersebut terbentuk oleh proses pelarutan batuan oleh air tanah maka disebut sebagai Jembatan Kars (Kars Briges).
Yang dimaksud dengan bentuk morfologi sisa pelarutan adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangatlanjut sehingga meninggalkan sisa yang khas untuk lahan kars. Morfologi sisa dapat berkembang baik terutama pada daerah yang beriklim tropis basah (Bloom, 1979).Bentuk sisa:
a. Kerucut Kars, yaitu bukit kars yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi yang biasanya disebut sebagai bintang (Ritter, 1978).
Kerucut kars sering disebut sebagai kegelkars (bahasa Jerman). Pada kenyataannya kerucut kars sering kali lebih mirip setengah bola dibanding dengan bentuk kerucut (Lehman, 1963, dalam Bloom, 1979). Depresi tertutup yang mengelilingi bukit sisa biasanya terbentuk bintang dan tidak teratur sering disebut sebagai cockpits dan terbentuk oleh proses pelarutan sepanjang zona kekar atau patahan (Sweeting, 1958 dalam Ritter, 1978).
b. Menara Kars, adalah bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yng lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial (Ritter, 1978). Menurut Jenning (1971) dalam Ritter (1978) menara kars dan kerucut kars dibedakan dalam hal keterjalan lereng dan adanya rawa / dataran alluvial yang mengelilinginya. Menara kars disebut juga pepino hill atau haystack atau turmkarst. Contoh menara kars yang baik adalah menara kars yang terdapat di Kweilin, Propinsi Kwangsi, China.
c. Mogote, adalah bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (flat). Bentuknya kadang-kadang tidak simetri antara sisi yang mengarah kearah datangnya angin dengan sisi sebaliknya (Ritter, 1978).Mogote dan menara kars dibedakan dari bentuk dan keterjalan lereng sisi-sisinya.
2.3
Bentang Alam Marine
1.
Pengertian Bentuk Lahan Asal Proses Marine
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/
gerakan air laut, baik pada tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun
pantai berlumpur. Gerakan tersebut meliputi :
Pasang surut, naik turunnya
permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga interval naik turun memerlukan
waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat mengerosi pantai apalagi kalu
bersama – sama dengan gelombang / ombak.
Arus, aliran air laut yang
disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
Ombak sesuai dengan arah angin
dapat mengerosi pantai. (abrasi).
Selain
dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:
·
Struktur,
tekstur, dan komposisi batuan.
·
Keadaan
bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar
pantai tersebut.
·
Proses
geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga
dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus
laut.
·
Proses
geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di
permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme,
pelipatan, patahan, dan sebagainya.
·
Kegiatan
gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme
yang ada di laut.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan
sebagai tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu
wilayah. Apabila masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami
perubahan, maka akan muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa
dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami perubahan.
2. Pengertian Daerah Pantai
Berdasarkan
tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi
beberapa pengertian, yaitu:
Pantai (Shore)
Shore
adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Shore line
(garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara daerah yang dicapai air
laut dan yang tidak bisa dicapai.
Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline
adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air.Garis batas ini
selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut.Garis pantai tertinggi
terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis
pantai terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai
yang terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut
terendah.
Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara
pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini
hanya akan tergenang air apabila terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan
demikian daerah ini akankering apabila tidak terjadi gelombang pasang yang
intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini biasanya terdapat pada daerah
pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
5. Pesisir (Coast) dan Garis
Pesisir (Coastline)
Coast
adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke
daratan.Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari
pesisir.Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas
yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan
daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat
di pantai. Menurut tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu:
a. Endapan bawah
pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang terdapat di
bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan
gelombang dan arus litoral.
b. Endapan atas pantai depan
(upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada
bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena hasil kegiatan
gelombang.
c. Endapan pantai
belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang terdapat pada
pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari hasil
kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik
setinggi-tingginya, angin, serta aliran sungai yang membawa material batuan ke
pantai belakang tersebut.
1. Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya
mempunyai perbedaan.Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya
disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi
apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang
mengalami penenggelaman.Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada
jauh di bawah permukaan air yang sekarang.Untuk mengetahui apakah laut
mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya.Naik
turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin
menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar.Selain itu,
penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan.Hal ini
terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan
atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut.Pengaruh
ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi,
pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat
dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang
dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut
estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat
mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi
dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau
berbentuk corong.Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat
pengikisan es.Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang,
sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan
kadang-kadang memiliki sisi yang landai.Pantai fjords ini terbentuk apabila
daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak
terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami
pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska,
dan sebagainya.
d.
Bentuk pengendapan sungai
Bentuk
pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
(1)
Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke
arah laut;
(2)
Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang
terjadi setelah sungai mengalami banjir;
(3)
Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya
terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan
dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.
e. Bentuk pengendapan
glasial
Bentuk
pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
f. Bentuk permukaan
hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault
scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak
asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault
scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.
g. Bentuk permukaan hasil
kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut
vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar;
(2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan
terbentuknya pantai yang cekung luar.
2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau
adanya penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui
dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang
terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air
mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan
batas permukaan air
c. Terdapatnya gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air
laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka
Laut
terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal
cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang
dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang
mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3.
Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan
pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu
karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil
dari sesar (patahan).
4.
Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih
proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman,
pengangkatan, pengendapan, dsb.
Daerah pesisir pantai merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena aktivitas marine. Johson (dalam Lobeck, 1939) mengenalkan 4 kelas yaitu :
Daerah pesisir pantai merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena aktivitas marine. Johson (dalam Lobeck, 1939) mengenalkan 4 kelas yaitu :
Klasifikasi
pantai menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa dibagi
menjadi 4 macam pantai yaitu:
a.
Pantai tenggelam (submergence coast), pantai tenggelam (submergence
coast) ini terjadi karena tenggelamnya daratan atau naiknya muka air
laut.
Cirri-ciri
pantai tenggelam:
-
Di
muka pantai ada pulau
-
Garis
pantai tidak teratur
-
Teluk
dalam
-
Lembah-lembah
turun
Contoh : Pantai Ria (terjadi akibat erosi fluvial)
Pantai
Fjord (terjadi akibat glasiasi)
b. Pantai naik (emergence
coast), pantai ini terjadi akibat majunya garis pantai atau turunnya muka
air laut.
Ciri-ciri
pantai naik:
- Di
muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau tanggul-tanggul.
-
Garis pantai relatif lurus
-
Relief relatif rendah
c. Pantai netral, adalah
pantai yang tidak mengalami penenggelaman atau penurunan.
Ciri-ciri
pantai netral:
- Garis
pantai relatif lurus
-
Pantai landai, ombak tidak besar
-
Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
Contoh: Pantai delta
Pantai
volkanik
Pantai
terumbu koral
Pantai campuran (compound)
Ciri-ciri pantai campuran:
-
Pantai menunjukan undak pantai
-
Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.
4.
Bentukan Lahan Asal Proses Marine
Cliff
Pantai
Cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi karena proses
erosi oleh ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena hembusan
angin menyebabkan air laut beriak dalam ukuran besar dan bergulung-gulung
menuju tepi pantai yang berbatasan langsung dengan pantai yang curam. Ombak ini
menghantam pantai yang curam setiap saat dan membuat pantai tersebut hancur
sedikit demi
Pantai Compound
Pantai
ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami perubahan
relatif muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai pantai
majemuk.
Berdasarkan
morfologinya daerah pesisir pantai dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut
:
Pantai bertebing terjal (cliff)
Pantai bertebing terjal merupakan
bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang paling banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu dengan yang lainnya, karena dipengaruhioleh
struktur batuan, dan jenis batuan serta
sifat batuan. Cliff pada batuan beku akan lain dengan cliff pada batuan
sedimen. Pelapisan batuan sedimen misalnya akan berbeda dengan pelapisan yang miring dan pelapisan
mendatar. Sebatas daerah di atas ombak, umumnya tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian bawahnya umumnya berupa
singkapan batuan. Aktivitas pasang surut Dan gelombang mengikis bagian tebing,
sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti:
a. Tebing (cliff )
b. Tebing bergantung (notch)
c. Rataan gelombang
pasang surut
Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya
merupakan daerah pasang surut yang
terdapat endapan material hasil
abrasi.Material ini dapat berupamaterial
halus dan juga bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik
tidak saja terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada
daerah pantai yang landai.Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan
berupa pasir ,dansebagaian kecil berupa
meterial dengan butiran kerikil sampai yang lebih besar. Pada
umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke
laut,kemudian diendapkan oleh arus laut sepanjang pantai. Gisik seperti ini
dapat dijumpai di sekitar Muara sungai
Pantai berawa payau
Rawa payau juga mencirikan daerah
pantai yang tumbuh atau akresi(accretion).
Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnyamajunya pantai ke arah laut. Material penyusun umumnya berbutir
halusdan medan ini berkembang pada lokasi
yang gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena airnya payau, maka daerah ini kemungkinan untuk pengembangannya sangat terbatas.Rawa payau
ini pada umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan
rawa payau seperti bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya
yang hidup di air payau.Tumbuhan bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah
gelombang dan sebagai penghalang
pengikisan di pantai, sebaliknya sedimentasi
bisa terjadi.Oleh karena itu pantai mengalami akresi.Peranan bakau
di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jika bakaunya
hilang/mati, ditebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai
mengalami erosi
Pantai berterumbu karang.
Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas
binatang karangdan jasad renik lainnya.
Proses
ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas.
5. Topografi Pantai
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan
kekuatan gelombang, kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi
batuannya, kedalaman airnya, serta lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang
curam, maka sebagian besar air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi
lereng kliff tersebut dan naik dari permukaan air yang dangkal.
1. Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab
pengikisan gelombang secara langsung.Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut
menyebabkan semakin besarnya kekuatan gelombang.
2. Kenampakan Hasil Kerja Gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang
juga dapat menyebabkan pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di
satu sisi menebabkan kerusakan pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan
berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila
struktur batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah
tererosi akan lebih cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang
resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang berusia tua.
b.
Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantai
Apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan
yang tidak tahan erosi dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan
tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk di
bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan
material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan
mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-teras
gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor
penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras
gelombangnya akan bertambah lebar.
3. Kenampakan Hasil Pengendapan Gelombang
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada
beberapa macam, yaitu:
a. Gisik (beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di
pantai. Gisik terletak tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya
pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat seperti jembatan yang
bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari
kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel),pasir.
b. Penampang gisik yang seimbang
b. Penampang gisik yang seimbang
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai
tingkatan gisik yang lebar dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi
keseimbangan antara tenaga erosi dan pengangkutan yang berasal dari gelombang
dari proses pengendapan arus bawah serta arus pantai yang lain. Apabila proses
penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-tingkat sesuai
dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang mengalami
keseimbangan.Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan
bertingkat-tingkat ke arah daratan.
c.
Gisik puncak (cusped beaches)
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang.Pada
sisi yang mengarah ke laut dari beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil,
atau batu-batu besar yang seragam.Di bagian bawah terdapat semacam bukit kecil
yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak cembung.
d. Gosong pasir (offshore
bars) atau penghalang (barrier)
Apabila
dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi
proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu
memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan
garis pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang
(barrier), ambang (bar), atau gosong pasir (offshore bars).
6. Proses Terbentuknya Pantai
Tenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik
secara langsung maupun tidak langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut,
arus litoral, pasang naik dan pasang surut, tenaga es, dan kegiatan organisme
laut.
Gelombang Air Laut
Gelombang dapat terjadi dengan beberapa cara, misalnya
longsoran tanah laut, batu yang jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang
sedang lewat, gempa bumi di dasar laut, dan lain sebagainya. Diantaranya adalah
gelombang yang disebabkan oleh angin. Angin akan berhembus dengan kencang
apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan udara. Karena tekanan yang tidak sama
di permukaan air itulah yang menyebabkan permukaan air berombak. Adanya
gelombang ini sangat penting dalam perkembangan garis pantai.
Arus
Litoral
Selain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan
tenaga air yang sangat penting pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai.Pengaruh
arus litoral terhadap perkembangan garis pantai dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu tekanan atau kekuatan angin, kekuatan gelombang laut, kedalaman
air, dan bentuk pantainya. Apabila bentuk pantainya landai dan proses
pengendapannya cukup besar, maka arus litoral mempunyai pengaruh yang sangat
penting sebagai tenaga pengangkut. Pada daerah pantai yang tersusun dari batuan
yang tidak kompak, proses erosi akan bekerja sangat intensif. Jika hasil
pengendapan terangkut dari permukaan air yang dangkal menuju permukaan air yang
lebih dalam, maka arus litoral merupakan tenaga yang sangat efektif dalam
proses pengendapan di pantai.
Pasang Naik dan Pasang Surut
Pengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan
pantai adalah naik-turunnya permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya.
Apabila gelombang besar terjadi pada saat pasang naik akan merupakan tenaga
perusak yang sangat hebat di pantai. Arus air yang ditimbulkan oleh pasang naik
dan pasang surut akan bergerak melalui permukaan terbuka dan sempit serta
merupakan tenaga pengangkut endapan daratan yang sangat intensif.
Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan
es dan pemecahan atau pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan
mengisi celah-celah dan akhirnya akan membeku. Apabila terjadi perubahan iklim,
maka es akan mencair sehingga permukaan airnya akan bertambah besar.
Organisme
Jenis binatang laut yang sangat penting dalam proses
pembentukan garis pantai beserta perubahannya salah satunya yaitu binatang
karang. Binatang karang yang paling banyak membentuk batuan karang ialah
golongan polyps.Polyps merupakan jenis binatang karang yang sangat kecil yang
hidup dengan subur pada air laut yang memiliki kedalaman antara 35-45 meter.
Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan
pantai ialah tumbuh-tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro
flora yang dapat membantu pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium
karbonat menjadi endapan kapur.
2.4 Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural dalah bentang alam yang
pembentukkannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan.Struktur
geologi yang paling banyak berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah
struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu
ada. Biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yaitu proses tektonik yang mengakibatkan
adanya pengangkatan, patahan, dan lipatan, yang tercermin dalam bentuk
topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses
eksternal yang berlangsung kemudian.
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran,rayapan,slump).
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran,rayapan,slump).
Kenampakan yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam structural.Pola pengaliran.Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut.Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.Bentuk – bentuk bukit, lembah dll.Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.
Macam-macam Bentang Alam Struktural
- Bentang Alam dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal)
Dataran
rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0 – 500 kaki dari muka air
laut. Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih
dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar
berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnya
- Bentang Alam dengan Struktur Miring
Cuesta,
kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang
searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987).
Hogback
: sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah
perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan
scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri
- Bentang Alam Dengan Struktur Lipatan Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin. Struktur antiklin dan sinklin menunjam. Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam. Kubah Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan
lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).Mempunyai pola kontur
tertutup.Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda.
Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
Cekungan Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
Cekungan Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan
lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam). Mempunyai pola kontur
tertutup.
Pada
stadia muda pola penyalurannya annular. Bentang Alam dengan Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar turun.
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar turun.
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
Beda
tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit. Mempunyai resisitensi
terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama. Adanya
kenampakan dataran / depresi yang sempit memanjang.Dijumpai sistem gawir yang
lurus (pola kontur yang panjang lurus dan rapat).Adanya batas yang curam antara
perbukitan / pegunungan dengan dataran yang rendah.Adanya kelurusan sungai
melalui zona patahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah
umum.
Sering
dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik / terangkat. Pola
penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, dan contorted, serta
modifikasi dari ketiganya.
2.5 Bentang Alam Eolian
Bentang
alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin.Bentang
alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.Gurun pasir sendiri lebih
diakibatkan adanya pengaruh iklim.Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang
mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26 cm/tahun.Gurun pasir tropik
terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350 LS, yaitu pada daerah yang
mempunyai tekanan udara tinggi dengan udara sangat panas dan kering.Gurun pasir
lintang rendah terdapat di tengah-tengah benua yang terletak jauh dari laut
atau terlindung oleh gunung-gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga
udar yang melewati gunung dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang
kering.
Proses-Poses Oleh Angin
Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang dibentuk oleh angin tidak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat diabaikan.Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.
1. Erosi oleh angin
Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi/korasi. Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
2. Transportasi oleh angin
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction).Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).
3. Pengendapan oleh angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
Proses-Poses Oleh Angin
Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang dibentuk oleh angin tidak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat diabaikan.Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.
1. Erosi oleh angin
Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi/korasi. Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
2. Transportasi oleh angin
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction).Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).
3. Pengendapan oleh angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
Macam-Macam Bentang Alam Eolian
Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat prose pengendapan oleh angin.
Bentang
alam Eolian Akibat Proses Erosi
Proses erosi oleh angin dibedakan menjadi 2, yaitu deflasi dan abrasi. Bentang alam yang disebabkan oleh proses erosi ini juga dibedakan menjadi 2 yaitu bentang alam hasil proses deflasi dan bentang alam hasil proses abrasi.
A. 1. Bentang Alam Hasil Proses Deflasi
Bentang alam hasil proses deflasi dibedakan menjadi 3 macam:
1. Cekungan Deflasi (Deflation basin)
Cekungan deflasi merupakan cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah yang lunak dan tidak terkonsolidasi atau material-material yang tersemen jelek. Cekungan tersebut akibat material yang ada dipindahkan oleh angin ke tempat lain. Contoh cekungan ini terdapat di Gurun Gobi yang terbentuk karena batuan telah diurai oleh adanya pelapukan.Cekungan ini mempunyai ukuran antara 300 m sampai lebih dari 45 km panjangnya dan dari 15m sampai 150 m dalamnya.
2. Lag Gravel
Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (gravel, bongkah dan fragmen yang besar), disebut lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang lama bisa menjadi banyak dan menjadi lag gravel atau bahkan sebagai desert pavement, dimana sisa-sisa fragmennya berhubungan satu sama lain saling berdekatan.
3. Desert varnish
Beberapa lagstone yang tipis, megkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi dikenal desert varnish.
Bentang Alam Hasil Prose Abrasi
Bentang alam hasil proses abrasi atau korasi antara lain:
1. Ventifact
Beberapa sisa batuan berukuran bongkah – berangkal yang dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan membentuk einkanter (single edge) atau dreikanter (three edge). Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap/konstan. Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overturned akibat pengrusakan pada bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai kedudukan tetap, sehingga membentuk bidang permukaan yang banyak.
2. Polish
Polish ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus, digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast) atau yang mengandung silt (silt blast)yang mempunyai kekuatan lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada kwarsit akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.
3. Grooves
Angin yang mengadung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal sebagai grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu sangat jelas.Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar dengan sisi sangat jelas.
4. Sculpturing (Penghiasan)
Batu jamur (mushroom rock) yaitu batu yang tererosi oleh angin yang mengandung pasir sehingga bentuknya menyerupai jamur (mushroom).
5. Yardang
Pada batuan yang halus, abrasi oleh angin secara efektif memotong sepanjang alur rekahan membentuk bentukan sisa yang berdiri memanjang yang disebut yardang.Kehadiran rekahan-rekahan mempunyai pengaruh penting pada orientasi beberapa yardang.Material yang halus tertransport sedangkan lapisan yang resisten membentuk perlapisan dengan material lain yang kurang kompak.
Proses erosi oleh angin dibedakan menjadi 2, yaitu deflasi dan abrasi. Bentang alam yang disebabkan oleh proses erosi ini juga dibedakan menjadi 2 yaitu bentang alam hasil proses deflasi dan bentang alam hasil proses abrasi.
A. 1. Bentang Alam Hasil Proses Deflasi
Bentang alam hasil proses deflasi dibedakan menjadi 3 macam:
1. Cekungan Deflasi (Deflation basin)
Cekungan deflasi merupakan cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah yang lunak dan tidak terkonsolidasi atau material-material yang tersemen jelek. Cekungan tersebut akibat material yang ada dipindahkan oleh angin ke tempat lain. Contoh cekungan ini terdapat di Gurun Gobi yang terbentuk karena batuan telah diurai oleh adanya pelapukan.Cekungan ini mempunyai ukuran antara 300 m sampai lebih dari 45 km panjangnya dan dari 15m sampai 150 m dalamnya.
2. Lag Gravel
Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (gravel, bongkah dan fragmen yang besar), disebut lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang lama bisa menjadi banyak dan menjadi lag gravel atau bahkan sebagai desert pavement, dimana sisa-sisa fragmennya berhubungan satu sama lain saling berdekatan.
3. Desert varnish
Beberapa lagstone yang tipis, megkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi dikenal desert varnish.
Bentang Alam Hasil Prose Abrasi
Bentang alam hasil proses abrasi atau korasi antara lain:
1. Ventifact
Beberapa sisa batuan berukuran bongkah – berangkal yang dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan membentuk einkanter (single edge) atau dreikanter (three edge). Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap/konstan. Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overturned akibat pengrusakan pada bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai kedudukan tetap, sehingga membentuk bidang permukaan yang banyak.
2. Polish
Polish ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus, digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast) atau yang mengandung silt (silt blast)yang mempunyai kekuatan lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada kwarsit akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.
3. Grooves
Angin yang mengadung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal sebagai grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu sangat jelas.Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar dengan sisi sangat jelas.
4. Sculpturing (Penghiasan)
Batu jamur (mushroom rock) yaitu batu yang tererosi oleh angin yang mengandung pasir sehingga bentuknya menyerupai jamur (mushroom).
5. Yardang
Pada batuan yang halus, abrasi oleh angin secara efektif memotong sepanjang alur rekahan membentuk bentukan sisa yang berdiri memanjang yang disebut yardang.Kehadiran rekahan-rekahan mempunyai pengaruh penting pada orientasi beberapa yardang.Material yang halus tertransport sedangkan lapisan yang resisten membentuk perlapisan dengan material lain yang kurang kompak.
B. Bentang Alam Hasil Pengendapan Angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material yang terbawa oleh angin akan diendapkan. Bentang alam hasil proses pengendapan oleh angin ini dibedakan menjadi 2 yaitu: dune dan Loess
1. Dune
Dune adalah suatu timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah, bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk permukaan ataupun rintangan. Berdasarkan ukurannya, hasil proses pengendapan material pasir, yaitu ripples, dunes dan megadunes
• Ripples lebar berukuran 5 cm - 2m dan tinggi 0,1 – 5 cm
• Dunes lebar 3 – 600 m dan tinggi 0,1 – 15 m
• Megadunes lebar 300 – 3 km dan tinggi 20 – 400 m
Tipe-tipe dune ini menurut Hace (1941, dalam Thornbury, 1964) digolongkan menjadi 3, yaitu:
a. Transversal Dune
Transversal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang tegak lurus dengan arah angin yang dominan. Bentuk ini tidak dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan.
b. Parabolic Dune
Parabolic dune merupakan dune yang berbentuk sekop/sendok atau berbentuk parabola. Bentuk ini dipengaruhi oleh adanya tumbuh-tumbuhan.
c. Longitudinal Dune
Longitudinal dune merupakan punggungan-pungungan pasir yang terbentuk memanjang sejajar dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif tetap
Klasifikasi menurut Emmon’s (1960) bentuk-bentuk dune dapat bermacam-macam, tergantung pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di tanah, tumbuh-tumbuhan yang menghalangi dan juga arah angin yang tetap. Berdasrkan hal-hal tersebut, maka tipe-tipe dune digolongkan menjadi :
1. Lee dune (Sand Drift)
Lee dune/sand drift adalah dune yang berkembang memanjang, merupakan punggungan pasir yang sempit, berada di belakang batuan atau tumbuh-tumbuhan. Dune ini mempunyai kedudukan tetap, tetapi dengan adanya penambahan jumlah pasir yang banyak maka dapat juga menjadi jenis dune yang bergerak dari ujung sand
2. Longitudinal dune
Longitudinal dune mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif dan dominan. Terbentuk karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon kecil.Kadang-kadang berbentuk seperti lereng dari suatu lembah.
3. Barchan
Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh topografi/tumbuh-tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar yang padat.Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta mempunyai puncak dan sayap.
4. Seif
Seif adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang.Misalnya di Arabian Sword, seif berasosiasi dengan barchan dan berkebalikan antara barchan menjadi seif. Perubahan yang lain misalnya dari seif menjadi lee dune.
5. Transversal dune
Transversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang banyak itu akan menjadi suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin.
6. Complex dune
Complex dune terbentuk pada daerah dengan air berubah-ubah, pasir dan vegetasi agak banyak. Barchan, seif dan transversal dune yang berada setempat-tempat akan berkembang sehingga menjadi penuh dan akan terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya dan akan mempunyai lereng yang bermacan-macam. Keadaan ini disebut sebagai complex dune.Menurut Emmons (1960, dalam Thornbury, 1969), dune ini biasanya mempunyai ketinggian antara 6 – 20 m, tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh meter.Sedangkan kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi daerahnya.Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang sampai 30 m per tahun.
7.Loess
Daerah yang luas tertutup material-material halus dan lepas disebut Loess. Beberapa endapan loess yang dijumpai di Cina barat mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Sedangkan di tempat lain kebanyakan endapan loess tesebut hanya mencapai beberapa meter saja. Beberapa endapan loess menutupi daerah yang sangat subur. Penyelidikan secara mikroskopis memperlihatkan bahwa loess berkomposisi partikel-partikel angular dengan diameter kurang dari 0,5 mm terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende dan mika. Kebanyakan butiran-butiran tersebut dalam keadaan segar atau baru terkena pelapukan sedikit. Kenampakan itu menunjukkan bahwa loess tersebut merupakan hasil endapan dari debu dan lanau yang diangkut dan diendapkan oleh angin.
BAB 3
HASIL PENGAMATAN
3.1 Bentang Alam Fluvial
LP
1
·
Pukul :
08:56 WIB
·
Lokasi :
Sungai Oyo,Desa Sriharjo,Kecamatan Imogiri,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I
Yogyakarta
·
Cuaca :
Mendung-Gerimis
·
Tanggal :9
Juni 2013
DESKRIPSI BENTANG ALAM
1.
Morfometri:
·
Beda Tinggi : 15m
·
Lebar Lembah : 17m
2.Proses
Geomorfik yang Menyertainya
Eksogenik
·
Tingkat Pelapukan :Tinggi
·
Tingkat Erosi :Erosi Horizontal(Tinggi)
·
Tingkat Transportasi :Sedang-Tinggi
·
Tingkat Sedimentasi :Sedang-Tinggi
Endogenik
·
Tektonisme :Sesar (indikasi struktur geologi). Adanya pembelokan secara
tiba tiba aliran sungai dari arah timur ke selatan.
3.Pola
Pengaliran : River
4.Vegetasi : Rumput,Pohon Pisang, Pohon
Jati, Pohon Bambu.
MORFOGENESA
Dataran
Aluvial (Dataran Banjir)
U Indikasi
Sesar
S Pohon
Pisang
Sungai Oyo
Rumput Pohon
Bambu
Jalan dan Jembatan
Keterangan:
Sungai Stadia Tua
Arah aliran ke selatan
|
Foto Sungai Oyo
3.2
Bentang Alam Karst
LP II
Lokasi : Kecamatan Panggang, Kabupaten
Gunung Kidul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Hujan
Pukul :10:16 WIB
Tanggal : 9 Juni 2013
DESKRIPSI
BENTANG ALAM
·
Terdapat lubang berdiameter +/- 10 m dan
kedalaman +/- 175 m. Terdapat aliran sungai bawah tanah.Lubang Trjadi akibat
pelarutan batugamping. Lubang tersebut yaitu monor.
·
Terdapat aliran sungai kecil/selokan.
Terjadi akibat pelarutan dari lubang kecil dan membenetuk lubang sumur besar
sampai ke bagian yang tahan akan larutan (kristalin).
·
Terdapat zona air bawah tanah.
·
Vegetasi : Pohon bambu, pohon jati,
pohon kelapa.
MORFOGENESA
Batugamping
yang terkena struktur geologi berupa kekar lapies sinkhole
uvala bom lugpit
U Tanaman
S Tanaman
Pohon bambu
175m
Arah aliran air
batugamping
Keterangan: Terdapat zona
aliran air bawah tanah
|
10m
|
Foto Kenampakan Monor
LP III
Lokasi : Desa Giriasih, Kecamatan
Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Yogyakarta.
Pukul : 11:11 WIB
Cuaca :Gerimis
Vegetasi :Pohon jati
DESKRIPSI
BENTANG ALAM
Eksogenik
·
Pelapukan : Tinggi
·
Transportasi : Sedang
·
Erosi :
Tinggi
·
Sedimentasi : Rendah
Endogenik
·
Proses endogenik kurang berpengaruh
Pola Pengaliran : Multibasinal
Litologi : batugamping
MORFOGENESA
Terbenetuk
dari pegunugan massif akibat pelarutan sehinggga terbentuk pegunungan
seribu.Bagian atas pada pegunungan tidak larut karena kristalin tapi bagian
samping bukit larut sehingga terbentuk konikel hill.
SKETSA
U Konikel
hill
S
Batugamping
|
Foto
Konikel Hill
3.3
Bentang Alam Marine
LP IV
Tanggal :
9 Juni 2013
Pukul :
12:00 WIB
Lokasi :
Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca :
Mendung-Gerimis
DESKRIPSI
BENTANG ALAM
Proses Geomorfik
Endogenik
·
Tektonik :
sesar normal (turun)
Eksogenik
·
Pelapukan : Rendah
·
Erosi :
Tinggi
·
Transportasi : Tinggi
·
Sedimentasi : Sedang-Tinggi
MORFOGENESA
Bentang
alam marine di pantai parangkusumo terjadi akibat adanya pembawaan material
pasir dari sungai opak yang terbawa dari hulu merapi dari utara dan diendapkan
di pantai Parangkusumo yang berada di daerah selatan.
S Laut
U
Garis
Pantai
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………Pasir……………..………………………………………………………….
Gumuk
Pasir
|
Foto
Bentang Alam Marine
3.4
Bentang Alam Struktural
LP V
Tanggal :
9 Juni 2013
Pukul :
12:05 WIB
Lokasi :
Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca :
Mendung-Gerimis
DESKRIPSI
BENTANG ALAM
Endogenik
·
Karena proses tektonisme adanya sesar
gawir
MORFOGENESA
Bentang
alam struktural terjadi karena adanya sesar gawir.Sesar gawir (jurang) adalah
sesar yang membentuk daerah perbukitan.Litologi daerah tersebut adalah batuan
beku. Didaerah struktural juga terlihat bentuk/kenampakan triangular faces(bentuk menyerupai segitiga).
U Kenampakan
Bukit seperti bentuk segitiga (triangular
faces)
S
Rumah penduduk Rumah penduduk
Rumah penduduk
|
Foto
Bentang Alam Struktural
3.5
Bentang Alam Eolian
LP VI
Tanggal : 9 Juni 2013
Waktu : 14:05
Lokasi : Sand Dune, Kabupaten Bantul,
Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Berawan
Vegetasi : Pohon pandan kaktus dan rumput
jarum
DESKRIPSI
BENTANG ALAM
Morfometri
·
Beda tinggi : 5m
Eksogenik
Akibat
transportasi angina.Pasir yang terendapkan di pantai terbawa oleh angin pasat
tenggara yang kemudian terhalang oleh pegunungan selatan.Dan terendapkan di
suatu lahan. Proses itu terjadi berulang-ulang sehingga membentuk gumuk pasir.
Syarat
gumuk pasir:
1. Ada
material/endapan pasir dari pantai
2. Adanya
penghalang berupa bukit
3. Adanya
iklim kering/tropis
4. Adanya
angin
SKETSA
S U
Parabolic Barchan
Keterangan: tanda panah
arah angin, kemiringan slope:350
|
Foto
Bentang Alam Eolian
BAB 4
KESIMPULAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar