TUGAS MINERAL OPTIK
MINERAL NON SILIKAT (MANGAN)
SECARA OPTIS KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
![]() |
Disusun
Oleh:
ARSI
RAHMAN 410012213
ARI
RUSMAWAN 410012218
HENDIYANTO 410012224
WIRAWAN
HADIYUDA B 410012236
SURYA
ENDRA LAKSANA 410012240
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI
TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................1
DAFTAR
ISI............................................................................................................2
DAFTAR
GAMBAR...............................................................................................3
SARI.........................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................5
·
Latar Belakang.............................................................................................5
·
Lokasi Penelitian..........................................................................................5
·
Metode Penelitian........................................................................................6
DASAR
TEORI.......................................................................................................7
HASIL
PEMBAHASAN.......................................................................................10
KESIMPULAN......................................................................................................11
UCAPAN
TERIMA KASIH.................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta RBI Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulonprogo................5
Gambar 2. Mineral Pirolusit.......................................................................8
Gambar 3. Mineral Manganit.....................................................................9
Gambar 4.
Singkapan Mangan...................................................................10
SARI
Kecamatan
Kokap termasuk dalam Zona pegunungan Kulon Progo. Satuan pegunungan Kulon Progo
mempunyai ketinggian berkisar antara 100 – 1200 meter diatas permukaan laut
dengan kemiringan lereng sebesar 150 – 160. Salah satu mineral
non silikat yang terdapat di daerah Kliripan adalah mangan. Mangan merupakan
mineral non silikat yang termasuk dalam mineral oksida yang diantaranya terdiri
dari manganit, pirolusit, dan sebagainya. Endapan mangan di daerah Kliripan,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta bisa dianggap
sebagai lokasi tipe dari berbagai endapan mangan yang berbeda pada busur
vulkanik di Indonesia. Endapan mangan sekunder
dijumpai berupa endapan sedimenter yang terbentuk dari hasil rombakan mangan
primer. Endapan ini hadir dalam bentuk perlapisan dan secara setempat berupa
fragmen mangan. Endapan mangan hidrotermal ini diwakilkan oleh mineral
seperti rodokrosit, rodonit, dan manganit, sedangkan endapan sedimenter
diperkaya oleh mineral pirolusit dan psilomelan.
Kata Kunci : Endapan
mangan,Pirolusit,Kokap,pirolusit.
PENDAHULUAN
·
Latar Belakang
Kabupaten
Kulon Progo termasuk dalam bagian dari zona Jawa Tengah bagian selatan maka
daerah Kulon Progo merupakan salah satu plato yang sangat luas yang terkenal
dengan nama Plato
Jonggrangan (Van
Bemellen, 1948).
Kecamatan
Kokap termasuk dalam Zona pegunungan Kulon Progo. Satuan pegunungan Kulon Progo
mempunyai ketinggian berkisar antara 100 – 1200 meter diatas permukaan laut
dengan kemiringan lereng sebesar 150 – 160.
Salah
satu mineral non silikat yang terdapat di daerah Kliripan adalah mangan. Mangan
merupakan mineral non silikat yang termasuk dalam mineral oksida yang
diantaranya terdiri dari manganit, pirolusit, dan sebagainya.
Endapan mangan di daerah Kliripan, Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta bisa dianggap sebagai
lokasi tipe dari berbagai endapan mangan yang berbeda pada busur vulkanik di
Indonesia.
·
Lokasi Penelitian

![]() |
Gambar
1. Peta RBI Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo
·
Metode Penelitian
Penelitian
berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
penelitian langsung ke lapangan dan data sekunder berdasarkan data yang
diperoleh dari peneliti terdahulu.
DASAR
TEORI
Mangan adalah logam berwarna abu-abu
putih. Mangan adalah unsur reaktif yang mudah menggabungkan dengan ion dalam
air dan udara. Di bumi, Mangan ditemukan dalam sejumlah mineral kimia yang
berbeda dengan sifat fisiknya, tetapi tidak pernah ditemukan sebagai logam
bebas di alam. Mineral yang paling penting adalah pyrolusite karena merupakan mineral bijih utama untuk mangan.
Endapan bijih Mangan dapat terbentuk dengan berbagai
cara yaitu karena proses hidrothermal yang dijumpai dalam bentuk vein,
metamorfik, sedimenter ataupun residu. Endapan Mangan sedimenter merupakan
endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan mempunyai nilai ekonomis. “Manganese
Oolites” dan “Manganese Shales” terbentuk dilingkungan laut. Pirolusit yang
merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mn, dapat pula terbentuk karena
proses pelapukan bijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu. Beberapa
jenis mineral bijih yang mengandung Mn yaitu:
1.
Pirolusit
MnO2, massa kristalin kompak, keras (nilai kekerasan
5-6), berwarna abu-abu kehitaman. Dibawah mikroskop bijih pirolusit mudah
dibedakan dengan mineral mangan lainnya, dan warnanya yang putih kekuningan,
cemerlang, pemadaman lurus, belahan sejajar dengan bidang kristal dan
anisotropi yang kuat. Selain sebagai kumpulan kristal yang relatif kasar,
pirolusit juga terdapat sebagai kristal berbentuk jarum yang halus.

Gambar 2. Mineral Pirolusit
2.
Hollandite
(Ramsdellit)
Rumus kimianya Ba2
(MnO2)8 = Ba2Mn8O16 berkilap logam (brilliant mettalic), terdapat bersama-sama
dengan pirolusit dalam massa kristalin berbutir kasar. Di bawah mikroskop bijih
kedua jenis logam tersebut menunjukan warna yang sama yaitu putih kekuningan,
perbedaannya pirolusit lebih cemerlang dibanding hollandite. Disamping itu
hollandite relatif lebih lunak dibanding pirolusit.
3.
Kriptomelan
Rumus kimia K2Mn8O16 =
K2 (MnO2)8. Dibawah mikroskop bijih mineral ini terdapat dalam bermacam-macam
bentuk antara lain sebagai urat-urat kecil atau massa berserabut, kristal
seperti jarum berwarna abu-abu kebiruan atau lapisan koloidal konsetris
berselang seling dengan lapisan yang berbeda warna, struktur bunga es dan massa
berbentuk.
4.
Psilomelan
Rumus kimia (Ba H2O)2
Mn5O10. Merupakan massa masif keras berwarna hitam. Dibawah mikroskop bijih
psilomelan sulit dibedakan dari kriptomelan. Baik bentuk maupun warnanya hampir
sama. Sedikit perbedaan ialah sifat anisotropi dimana psilomelan lebih lemah dibanding
kriptomelan.
5. Manganit
– MnO(OH)
Sistem kristal Orthorombik,
dipiramida. Belahan : Sempurna (0,0).Kekerasan : 4. BD : 4,3. Kilap : Logam. Warna
: Abu-abu logam sampai hitam besi. Optik : Opak. Terdapatnya : Dalam cebakan
sedimen dan residu, juga terdapat dalam cebakan hidrothermal dan metamorfosa
(malihan). 

Gambar 3. Mineral
Manganit
Mangan di Jawa umumnya terdapat sebagai kantong dan lensa dalam batu
gamping yang terletak didalam atau diatas batuan volkanik seperti tufa, breksi.
Bijih mangan didapatkan sebagai pirolusit, psilomelan, dan wad (massa seperti
tanah). Karena kenampakan atau bentuknya didaerah penambangan Mn di kliripan
orang mempunyai istilah setempat yaitu “meling” untuk pirolusit yang tercampur
kalsit menunjukan permukaan yang mengkilat dan “paku” yang menunjukan seperti
serat, secara mineralogi umumnya pirolusit tetapi dapat pula psilomelan. Mangan
yang ditambang terbatas pada bijih berkadar MnO2 diatas 75%. Asosiasi pirolusit
adalah psilomelan, kadang-kadang rhodonit dan rodhokrosit.
HASIL PEMBAHASAN
|




Akibat proses penambangan, saat ini endapan primer yang
tersisa adalah endapan silika akibat proses silisifikasi pada batuan dinding di
sekitar feeder zone dengan produk geometri berupa urat silika berbentuk
stockwork. Zona silisifikasi ini diinterpretasikan sebagai bagian bawah (akar)
dari endapan mangan berlapis yang saat ini sudah habis ditambang.
Endapan mangan sekunder dijumpai berupa endapan
sedimenter yang terbentuk dari hasil rombakan mangan primer. Endapan ini hadir
dalam bentuk perlapisan dan secara setempat berupa fragmen mangan.
Endapan mangan hidrotermal ini diwakilkan oleh mineral seperti
rodokrosit, rodonit, dan manganit, sedangkan endapan sedimenter diperkaya oleh
mineral pirolusit dan psilomelan.
KESIMPULAN
Berdasarkan data primer dan data
sekunder,keterdapatan mangan di Daerah Kliripan,Kecamatan Kokap,Kabupaten Kulon
Progo,Provinsi DI Yogyakarta berasal dari endapan
primer terbentuk oleh proses hidrotermal yang berasosiasi dengan gunungapi
bawah laut, dan disebut sebagai volcanogenic manganese deposit.
Akibat
proses penambangan, saat ini endapan primer yang tersisa adalah endapan
silika akibat proses silisifikasi pada batuan dinding di sekitar feeder zone
dengan produk geometri berupa urat silika berbentuk stockwork. Zona
silisifikasi ini diinterpretasikan sebagai bagian bawah (akar) dari endapan
mangan berlapis yang saat ini sudah habis ditambang.
Endapan mangan sekunder dijumpai berupa endapan
sedimenter yang terbentuk dari hasil rombakan mangan primer. Endapan ini hadir
dalam bentuk perlapisan dan secara setempat berupa fragmen mangan.
Endapan mangan hidrotermal ini diwakilkan oleh mineral seperti
rodokrosit, rodonit, dan manganit, sedangkan endapan sedimenter diperkaya oleh
mineral pirolusit dan psilomelan.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Kami ucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak
Fadlin S.T.,M.Eng, selaku Dosen pengapuh mata kuliah Mineral Optik. Semoga
Bapak sukses di Unsoed,jangan lupakan kami para mahasiswa STTNAS Teknik
Geologi.
2. Teman-teman
jabiger yang telah membantu dalam menyusun tugas ini.
DAFTAR
PUSTAKA
PUSTAKA
ONLINE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar